Pengamat Sarankan Ical Tunda Munaslub Golkar

Minggu, 06 Maret 2016 – 17:14 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna menyarankan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical tidak menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) dalam waktu dekat. Pasalnya, Munaslub tersebut dikhawatirkan akan muncul kegaduhan hukum baru dengan masalah yang sama.

Karena itu, Budyatna menyarankan Ical memprioritaskan konsolidasi internal pasca putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang memenangkannya.

BACA JUGA: Komisi Agama Tegaskan Tolak Lokalisasi Judi

“Saya pikir sangat berisiko pasca keluarnya putusan kasasi MA, lalu Ical menggelar Munaslub dalam waktu dekat. Jika Munaslub dilangsungkan maka perpecahan Partai Golkar tidak akan selesai sebab muncul kasus hukum baru dengan masalah yang sama. Jadi lebih baik Ical konsolidasi internal dulu," kata Budyatna di Jakarta, Minggu (6/3).

Munculnya DPP ganda Partai Golkar usai Munas Bali lanjut Budyatna pasti akan terulang begitu Ical menggelar Munaslub dan kubu Agung Laksono merasa tak puas.

BACA JUGA: Soal Wacana Pusat Judi di Palangkaraya, Begini Tanggapan Kemendagri

“Masalah itu kan munculnya karena kubu Agung tidak puas dengan penyelenggaraan Munas Bali. Siapa yang bisa jamin kalau Agung akan puas dengan penyelenggaraan Munaslub nanti?," tanya dia.

Begitu Agung menyatakan tak puas ujarnya, pasti Munaslub dia gelar dan Menkumham kembali melakoni peran yang sama mengakui Munaslub kubu Agung.

BACA JUGA: Tantowi Yahya: Ireng Maulana Sosok yang Humoris

“Golkar akan kembali terpersok di lubang yang sama. Sebagai kader PDIP, Menkumham Yasona tentu terus membuat Partai Golkar repot dengan masalah perpecahan hingga tak fokus menjalankan agenda nasionalnya. Kalau Golkar kuat, kecil kemungkinan PDIP yang mengusung pemerintahan Jokowi-JK yang dinilai rakyat telah gagal bisa kembali berjaya pada pemilu mendatang," tegasnya.

Menurutnya, PDIP bisa berjaya pada pemilu lalu karena konsisten jadi oposisi dan berhasil mengusung Jokowi.

“PDIP berhasil mencuri kemenangan dari Partai Demokrat, karena Demokrat banyak masalah. Nah Golkar itu bisa lebih baik sebenarnya memerankan oposisinya kalau tidak diobok-obok dan jika Golkar kuat dan kompak, maka posisi PDIP akan babak belur. Makanya PDIP punya kepentingan besar menjaga agar Golkar tidak kuat," imbuh mantan Dekan FISIP UI ini.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Munas Golkar Jadi Gak Sih? Daerah Sudah Galau Nih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler