jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago menilai calon presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Soekarno sebagai komoditas elektoral pada Pemilihan Presiden 2014.
Pangi menjelaskan, Prabowo menampilkan dan meniru gaya pakaian Soekarno seperti menggunakan jas, senang memakai seragam militer, menampilkan pemimpin yang macho dengan suara yang khas, retorika, dan berpidato menggunakan mikrofon seperti di era Soekarno.
BACA JUGA: Jadi Presiden, Prabowo atau Jokowi Diminta Pro-Aceh
Selain itu, sambung Pangi, Prabowo mengidentikkan diri sebagai Soekano dengan cara menampilkan semangat nasionalisme-ekonomi Soekarno yang ingin membebaskan Indonesia dari cengkeraman asing, berdiri di atas kaki sendiri, dan tidak boleh kekayaan alam di Indonesia terlalu banyak mengalir ke asing.
"Ini selalu jadi jargon Prabowo," kata Pangi dalam pesan singkat, Kamis (19/6).
BACA JUGA: Tegaskan Jokowi-JK Tak Pernah Keluarkan Daftar Calon Menteri
Jokowi, ujar Pangi, juga ikut menjadikan Soekarno sebagai komoditas politik. Contohnya adalah slogan Trisakti yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Ajaran Trisakti Soekarno dijadikan sebagai magnet elektoral oleh Jokowi," ucap Pangi.
BACA JUGA: Wiranto Ajak Buruh Pilih Pemimpin Kharismatik dan Demokratis
Pangi mengaku menyayangkan apabila Soekarno hanya dijadikan sebagai magnet elektoral untuk mendulang suara.
"Mengkapitalisasi Soekarno sebagai simbol agar menghasilkan magnet elektoral dalam mendulang suara sangat disayangkan," tandasnya.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaum Disabilitas Deklarasikan Dukungan ke Prabowo-Hatta
Redaktur : Tim Redaksi