Pengamat Sebut Gaya Kampanye Prabowo-Sandi Kian Membosankan

Senin, 08 Oktober 2018 – 21:58 WIB
Prabowo Subianto menyampaikan keterangan pers terkait kasus Ratna Sarumpaet, Rabu (3/10) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ari Junaedi menilai permintaan maaf kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno soal kebohongan Ratna Sarumpaet akan sulit mengubah persepsi masyarakat yang kadung tak percaya pada duet calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Adil Makmur itu.

Menurut Ari, terbongkarnya dusta Ratna makin membuat masyarakat paham bahwa selama ini kubu Prabowo - Sandi sering menyuarakan kebohongan, termasuk tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA JUGA: Gerindra Laporkan Ratna Sarumpaet ke Polda Metro Jaya

"Terbongkarnya kasus pemukulan abal-abal Ratna yang semula riuh dengan orkestrasi pembelaan dari elite-elite pendukung Prabowo-Sandi berubah sontak dengan aksi minta maaf massal. Saya kira itu tidak serta-merta mengubah persepsi orang untuk mempercayai kembali Prabowo-Sandi," ujar Ari kepada JPNN, Senin (8/10).

Pengajar di Universitas Indonesia itu menambahkan, masyarakat terlanjur kecewa, marah dam sebal dengan Ratna. Apalagi bukti-bukti dari pihak kepolisian sangat terang benderang.

BACA JUGA: PSI Mencatat Prabowo Tiga Kali Gunakan Data Palsu

"Jadi, meski Ratna disebut telah dikeluarkan dari tim kampanye Prabowo-Sandi, tetap saja sulit mengubah kenyataan. Apalagi selama ini keberadaan Ratna sangat melekat dengan kubu Prabowo-Sandi. Ratna juga selama ini kan terus menyerang pemerintah," katanya.

Lebih lanjut pembimbing calon doktor di Universitas Padjajaran itu mengatakan, kubu Prabowo-Sandi perlu mengubah konsep kampanye. Menurutnya, cara berkampanye Prabowo-Sandi tak cukup hanya menyerang kebijakan pemerintah yang dinilai kurang baik, namun juga harus menawarkan program.

BACA JUGA: Jokowi Diam Saja Elektabilitasnya Terkerek Dusta Ratna

"Belakangan ini kan gaya kampanye Prabowo-Sandi kesannya semakin membosankan. Topik yang diangkat selalu memainkan nalar sehat dan melawan logika berpikir orang normal," pungkas Ari.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Tolak Laporan Eggi Sudjana Terhadap Farhat Abbas


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler