jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti mengatakan sulit untuk mendongkrak elektabilitas Airlangga Hartarto.
Pasalnya, tidak ada momentum yang membuat publik bersimpati Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut.
BACA JUGA: PDIP Sudah Puan Harga Mati, Ganjar Berpeluang Digandeng Airlangga
"Tidak ada satu peristiwa yang membuat beliau ini dikenal, di Menteri Koordinator di Bidang Ekonomi, artinya sulit menaikan elektabilitas beliau," kata Ray di Jakarta, Senin (17/1).
Menurutnya, baliho-baliho yang sudah bertebaran selama ini tidak terlalu signifikan untuk menaikkan elektabilitas Airlangga Hartarto.
BACA JUGA: Elektabilitas Airlangga Rendah, Golkar Bakal Menanggung Beban Berat
Di sisi lain, dia mesti bersaing dengan tokoh-tokoh lain untuk menjadi capres.
"Efek baliho juga tidak besar. Tentu ada efeknya, tetapi tidak besar, dan signifikan," ungkapnya.
Ray menilai, jika Partai Golkar terus memaksa mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres, maka akan berimbas ke elektabilitas partai berlogo pohon beringin ini.
Pasalnya publik tidak tertarik terhadap capres yang diusung Golkar.
"Jadi partai politiknya jadi kurang diminati publik jika misalnya mencalonkan Airlangga sebagai calon presiden," tuturnya.
Terlebih, lanjut Ray, saat ini punya dua peran yang membutuhkan fokus tinggi. Jika Airlangga masih menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian maka akan sulit untuk mengejar ketertinggalannya dalam hal elektabilitas.
"Saya kira kalau Airlangga rangkap jabatan sebagai ketua partai dan menteri agak sulit. Karenanya tinggal dipilih saja meninggalkan yang mana supaya beliau bisa lebih fleksibel, karena kalau sekarang mau tidak mau harus mengurusi kementerian," imbuhnya.
Ray pun menyarankan agar Partai Golkar untuk tidak terlalu memaksa Airlangga Hartarto untuk diusung menjadi capres di Pilpres 2024 mendatang.
"Golkar jangan terlalu memaksa mencalonkan Airlangga sebagai calon presiden dengan elektabilitasnya yang seperti itu. Jadi harus terbuka untuk berbagai kemungkinan," ujar Ray.
Inisiator Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Sirajuddin Abdul Wahab sebelumnya mengatakan elektabilitas Airlangga Hartarto memprihatinkan. Data survei Voxpol Center yang menyebutkan Airlangga Hartarto hanya mendapatkan 0,8 persen, sementara di Indikator Politik Indonesia sebesar 0,2 persen.
"Selain elektabilitas yang defisit, hal ini diperparah dengan elektabilitas ketua umum yang diusung menjadi capres yang memprihatinkan dan memalukan," ujar Sirajuddin dalam jumpa pers di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (13/1).
Menurut Sirajuddin, buruknya elektabilitas Airlangga Hartarto ini berdampak secara sistematik dan epistemik terhadap citra Partai Golkar. Baliho yang ditebar, lanjutnya, tak banyak merubah elektabilitas.
"Faktanya tidak memberi dampak signifikan, hal ini dapat dianggap bahwa masyarakat tidak tergerak memberikan dukungan, jika ada kenaikan maka kenaikan itu dapat dipastikan sebagai angka yang perlu dipertanyakan sumber dan kridebilitasnya," tegas Sirajuddun. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia