Pengamat Seolah Tak Peduli saat Cabai dan Gabah Turun

Senin, 20 Maret 2017 – 15:33 WIB
Pedagang di pasar tradisional. Harga cabai mulai turun. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harga komoditas padi dan cabai mengalami penurunan.

Tercatat, berdasarkan hasil kunjungan kerja Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman di Pulau Jawa pada 6 hingga 10 Maret 2017, harga gabah petani berkisar Rp 2.900 hingga Rp3.200 per kilogram.

BACA JUGA: Serap Gabah Petani, Bulog Siapkan Dana Tak Terbatas

Angka itu di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang dipatok Rp 3.700 per kilogram.

Begitu pula untuk komoditas cabai. Harga cabai rawit yang tinggi beberapa bulan lalu di semua pasar kini menurun.

BACA JUGA: Kedatangan Menteri Amran Diyakini Bawa Kemajuan

Di Pasar Induk Banyuwangi, harga tertinggi cabai rawit sebelumnya yang mencapai angka Rp 135 ribu per kilogram kini menjadi Rp 110 per kilogram. Demikian juga di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.

Harga cabai rawit merah mulai menunjukkan penurunan, yakni dari Rp 130 ribu per kilogram  turun menjadi Rp 80 ribu.

BACA JUGA: Kementan Dorong Swasembada Protein Hewani

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi menilai, terdapat ketidakproporsionalitas para pengamat dalam memberikan kritik terhadap Kementan.

Pengamat hanya fokus memberikan kritik seputar data produksi dan harga yang melonjak.

“Faktanya, ketika harga beras dan cabai naik, Kementan dihujani kritik ‘pedas’ dari para pengamat. Beberapa minggu lalu, harga beras di Jabodetak dituding meningkat tajam yakni Rp 13.000 per kilogram,” kata Agung di Jakarta, Senin (20/3).

Agung menjelaskan terkait harga beras. Kementan bersama dengan Kemendag dan Bulog selalu memonitor perkembangan harga beras di Pasar Induk Cipinang.

Per 6 Februari 2017, harga beras medium kualitas tiga varietas IR 64 di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Rp. 7.500 per kilogram. 

Harga ini lebih murah dibandingkan dengan harga yang sama pada tahun sebelumnya.

Harus diketahui, pasokan beras di PIBC cukup tersedia sehingga mampu mensuplai kebutuhan atau permintaan pasar-pasar yang ada di wilayah Jabodetabek (Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Djaya Arief Prasetyo, 2017).

Sementara itu, harga beras saat ini sangat normal antara Rp. 7.500-Rp. 7.800 per kilogram untuk kelas medium. 

Berdasarkan kenyataan itu, terlihat jelas pasokan dan harga beras di tingkat produsen sangat terkendali.

Jadi harga Rp 13 ribu per kilogram tidak tepat karena tolok ukur harga untuk jabodetabek ada di PIBC (Ketua Umum PERPADI, Nellys Sukaedi, 2017).

“Sangat mengherankan, ketika saat ini harga gabah petani turun dan harga cabai anjlok, pengamat tidak hadir seolah tidak peduli. Tentunya ini tidak adil ketika yang dikritik hanya persoalan data terkait produksi dan harga naik. Harusnya pengamat hadir juga memberikan pendapat terkait harga gabah petani anjlok agar diserap sesuai HPP,” ujar Agung.

Menurut Agung, kehadiran pengamat dalam memberikan pendapat terkait penurunan harga gabah dan cabai sangat dibutuhkan dalam bersinergi membangun pertanian dan mensejahterakan petani.

Sehubungan dengan turunnya harga gabah petani, Mentan Amran langsung memerintahkan Bulog agar membeli gabah kering panen petani dengan kadar air 25 hingga 30 persen sesuai HPP.

Dia juga meminta TNI untuk melakukan pengawalan dan pendampingan serap gabah petani oleh Bulog.

Ini merupakan upaya konkret Kementan dalam menjamin stabilitas harga gabah dan peningkatan kesejahteraan petani.

Agung menambahkan peran pengamat pun sangat dibutuhkan.

Pengamat seharusnya hadir mengapresiasi dan memberikan saran terkait upaya Kementan menstabilkan harga gabah.

“Apalagi saat ini merupakan musim panen, harga gabah dan cabai cenderung menurun. Ini diperlukan peran serta pengamat memberikan masukan agar harga tidak anjlok yang dapat memiskinkan petani,” ungkapnya.

“Begitu pun terkait penurunan harga cabai, seharusnya pengamat dapat memberikan apresiasi dan solusi agar tidak terus menurun sehingga merugikan petani, sebagai bentuk kepedulian dan sumbang pikirnya terhadap pembangunan pertanian,” pungkas Agung. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Ini Bawa Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler