Pengamat: Situasi di PPP Akan Jadi Tantangan Berat bagi KIB

Kamis, 08 September 2022 – 08:51 WIB
Pengamat politik yang juga Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Polemik yang terjadi dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan tantangan berat bagi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Terlebih, di bawah kepemimpinan Ketum Plt baru, PPP harus ngebut membahas Capres 2024 dalam Mukernas mendatang.

BACA JUGA: Mardiono PPP: Konsolidasi, Kerja Politik, KIB Jalan Terus!

“Ini kan tantangan berat bagi KIB, satu saja keluar rontok. Sebab sudah tidak memenuhi syarat,” kata pengamat politik Ray Rangkuti, Rabu (7/9/2022).

Untuk itu, menurut Ray, tiga serangkai PPP, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN) harus tetap bersama-sama dalam koalisi untuk mengamankan posisi.

BACA JUGA: PPP Pastikan Tetap Bersama KIB

“Katakan, sepanjang apa nanti kisruh mereka akan tetap menjaga PPP berada dalam koalisi KIB. Sebab, secara formal kalau keluar, membuat koalisi ini berantakan,” kata Ray.

Tantangan lain yang dihadapi KIB, menurut Ray, jika PPP kemudian memilih keluar dari koalisi dan bergabung dengan yang lain. Terlebih jika PPP memiliki Capres di luar koalisi.

BACA JUGA: Agenda Pertemuan Airlangga dan Puan Belum Terlaksana, Pengamat Bilang Begini

“Apakah hasil evaluasinya (PPP) akan tetap bertahan atau tidak,” tegas Ray.

Partai Golkar sendiri mengatakan bahwa KIB masih solid dan Mardiono adalah salah satu inisiator KIB.

Sebelumnya, Suharso Monoarfa diberhentikan sebagai Ketua Umum PPP dari Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP. Posisinya digantikan oleh Muhammad Mardiono, yang saat ini menjabat sebagai anggota dewan pertimbangan presiden atau Wantimpres.

Di bawah kepemimpinan Mardiono, PPP akan menggelar Mukernas, yang salah satu agendanya menentukan nama Capres.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani menyebut tak ada pembahasan posisi PPP di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dalam Mukernas di Banten.

Hal itu diungkap seiring penunjukan Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketum PPP menggantikan Suharso Monoarfa yang diberhentikan dalam Mukernas tersebut.

Arsul juga memastikan hal ini berarti PPP tidak mengubah posisi dalam berkoalisi di KIB bersama Golkar dan PAN.

Politikus PPP yang juga Wakil Ketua MPR RI ini juga menyebut Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono saat ini merupakan koordinator KIB.

"Ini artinya PPP sampai hari ini tidak berubah posisi koalisinya untuk Pilpres 2024, yakni bersama Partai Golkar dan PAN," kata Arsul.

Tetap Bersama KIB

Menurut pakar komukasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo, pergantian ketua umum di tubuh PPP kemungkinan besar tidak mengubah posisi PPP di KIB.

"Pergantian itu kemungkinan besar tak akan mengubah keberadaan PPP dalam gerbong KIB, tetapi semuanya tergantung nakhoda baru," ujar Suko.

Suko menuturkan adanya keuntungan ketika PPP berada dalam KIB, yakni PPP tergabung dalam arus besar perpolitikan Indonesia.

Artinya, PPP tidak sendirian dalam menyongsong Pemilu 2024. Berada dalam KIB juga bisa meningkatkan kepercayaan diri partai berlambang Ka'bah itu.

"Keuntungannya, PPP tidak sendirian dalam perpolitikan di Indonesia. Ada perasaan percaya diri kalau berada dalam gerbong KIB," ungkapnya.

PPP juga dinilai bisa menaikkan citra partai di mata publik dan memperkuat posisi tawar dengan tetap bertahan di KIB.

"Namun, menurut saya, keberadaan gerbong harus diakui bisa menaikkan pamor PPP. Keberadaan PPP dalam gerbong KIB juga menjadikan PPP diperhitungan sebagai bagian dari kekuatan besar,” ujar Suko.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler