jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) memberikan bantuan stimulan kepada pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) senilai Rp 7 miliar. Bantuan diberikan saat berlangsung panen raya jagung di Desa Buwun Mas, Sekotong, Lombok Barat. Hasil dari bantuan stimulan pertama yang sebelumnya dikucurkan tahun 2015 lalu sebesar Rp 5,7 miliar.
"Nilai bantuan ini memang tidak begitu besar, karena sifatnya sebagai stimulan. Agar masyarakat termotivasi untuk mengembangkan potensi daerah, untuk keluar dari kata tertinggal," ujar Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian DPDTT Singgih Wiranto, Senin (28/3).
BACA JUGA: PPP: Percuma Perpustakaan Besar Tanpa Minat Baca
Menurut Singgih, di NTB saat ini masih terdapat delapan Kabupaten dengan status tertinggal. Diharapkan adanya bantuan dari pemerintah pusat, program pengentasan desa tertinggal dapat dengan cepat terwujud.
"Potensi ekonomi di setiap daerah beda-beda. Misalnya di NTB ini, kami dorong membudidayakan pertanian jagung. Kami berikan stimulan untuk mengembangkan. Mulai dari bibit unggul, pupuk, alat bantu pemikul, alat pengering dan sebagainya," ujar Singgih.
BACA JUGA: Kemendagri Dorong Petugas Kuburan Aktif Catat Pemakaman
Sementara itu di tempat yang sama, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengakui, sebagian besar desa di daerahnya masih dalam kategori desa tertinggal. Tingkat kemiskinan pun masih sangat tinggi, mencapai 17,11 persen atau setara dengan 11.138 jiwa.
"Kami akan terus berusaha mengurangi tingkat kemiskinan ini. Tahun 2016 kami targetkan kurangi 2 persen dari angka kemiskinan ini. Kami optimis bisa, tapi salah satu syaratnya mudah-mudahanan Kementerian DPDTT bisa berikan stimulus yang lebih besar ke depannya, agar target bisa tercapai bahkan terlampaui," ujar Fauzan.
BACA JUGA: Masih Terbitkan KTP Model Lama? Baca Nih Peringatan Kemendagri
Menurut Fauzan, jumlah pengangguran di Lombok Barat sebenarnya tergolong minim, yakni berkisar 5 persen. Meski demikian, upah yang diterima oleh pekerja masih sangat kecil, sehingga angka kemiskinan masih tinggi. "Yang nganggur sebenarnya kurang dari 5 persen. Meskipun demikian, tingkat kemiskinan masih tinggi," ujarnya.
Kemiskinan di Lombok Barat, kata Fauzan, 70 persen disumbang petani. Mayoritas petani kerap tidak bisa memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian, sehingga nilai dari hasil pertanian cenderung kecil.
"Misalkan yang bekerja di sektor perkebunan nangka, pada waktu musim durian, nangka ini dibuang karena tidak laku. Padahal, jika anngka ini bisa diolah, yang bisa.memberikan nilai tambah untuk petani," ujar Fauzan. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Batu Bara Gugat Polri, Ini Alasannya
Redaktur : Tim Redaksi