Penganiayaan Siswa di Sabu Barat, Mendikbud: Stop Kekerasan di Sekolah!

Selasa, 13 Desember 2016 – 18:23 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan keprihatinan atas insiden penyerangan terhadap beberapa siswa yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (13/12).

Dia menegaskan sekolah sebagai rumah kedua harusnya bebas dari praktik-praktik kekerasan.

BACA JUGA: Sutanto Akui Beri Irman Gusman Rp 100 Juta sebagai Ungkapan Terima Kasih

"Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa ditoleransi, apalagi kalau dilakukan di sekolah. Ini pelecehan terhadap pendidikan. Saya minta agar masyarakat agar menghindarkan tindak kekerasan di sekolah," kata Muhadjir di Jakarta.

Kendati demkian, dia juga menyampaikan agar masyarakat menghindarkan diri dari tindakan main hakim sendiri.

BACA JUGA: HNW: Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menahan Ahok

Dia meminta agar masyarakat memercayakan penanganan kasus kepada penegak hukum.

Apresiasi disampaikan mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini kepada pihak keamanan dan tenaga medis yang memberikan pertolongan terhadap para siswa yang menjadi korban.

BACA JUGA: Buni Yani: Pihak Sana Terus Bikin Provokasi

Ia juga menitipkan pesan agar pihak sekolah bekerja sama dengan tenaga medis untuk membantu pemulihan kondisi kejiwaan para siswa yang mengalami trauma akibat insiden tersebut.

"Saya minta agar pemulihan korban dilakukan sebaik mungkin, jangan sampai menjadi trauma," ujarnya.

Sebagaimana laporan yang diterima Menteri Muhadjir, sekitar pukul 08.47 WITA seorang pemuda memasuki ruang kelas V di SDN 1 Sabu Barat, Sabu Raijua, NTT kemudian melakukan penyerangan dan penyanderaan menggunakan senjata tajam pada siswa yang sedang belajar.

Delapan siswa terluka akibat insiden tersebut telah dirawat di Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan. Tidak ada korban meninggal dari para siswa akibat insiden penyerangan tersebut.  

“Pelaku diduga mengalami stres sehingga nekat melakukan penyerangan kepada para siswa itu,” ungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT, AKBP Jules Abraham Abast sebagaimana dilansir dari berbagai media siber. (esy/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Ahok, Kesempatan Pulihkan Kepercayaan Publik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler