Pengawasan Gizi Program MBG, Dinkes Bandung Bakal Evaluasi Per 3 Bulan

Selasa, 07 Januari 2025 – 15:04 WIB
Pekerja sedang mengemas paket makan siang di dapur MBG Kota Bandung. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Badan Gizi Nasional mulai menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama sejumlah pemerintah daerah.

Di Kota Bandung, hari pertama setidaknya ada 6.000 lebih siswa yang mendapatkan program MBG, mulai dari jenjang SD sampai SMA/SMK.

BACA JUGA: Susu Tak Masuk Menu MBG di Jakarta, Kepala BGN Bilang Begini, Silakan Disimak

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan program tersebut dirancang untuk meningkatkan gizi siswa yang dianggap kurang.

Selain itu, siswa yang gizinya sudah baik diharapkan bisa lebih ternutrisi.

BACA JUGA: Program MBG di Jakut Pertimbangkan Dampak Pertumbuhan Siswa

Nantinya, setelah program berjalan akan ada evaluasi dampak dari kondisi gizi siswa yang menerima manfaat.

“Kami akan monitoring seperti apa perkembangan gizi ada sesudah kegiatan ini. Biasanya kami per tiga bulan melalui UKS (unit kesehatan sekolah),” kata Anhar, Selasa (7/1).

BACA JUGA: HNW Ungkap Harapan, Siswa Madrasah Tidak Dilupakan di Program MBG

Menurut dia, sesuai arahan dari pemerintah pusat, Dinkes Bandung juga ikut serta melakukan pemantauan kebersihan dapur yang membuat MBG.

Pasalnya, yang paling penting dari MBG adalah bagaimana gizi dari makanan, kebersihan, dan sanitasi dapurnya.

Pengaturan menu dilakukan, tetapi gizinya tetap harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

Walaupun vendor-vendor adalah mereka yang profesional, tetap saja harus ada pengawasan secara ketat.

"Secara formal mungkin Sabtu ini kami akan mengadakan pelatihan buat para penjaga. Jadi secara resmilah karena nanti mereka harus punya sertifikat,” ungkap dia.

Memastikan makanan tidak memberikan dampak buruk pada pencernaan, Dinkes Bandung bakal mempersiapkan bank percontohan.

Satu menu yang dibuat untuk MBG akan disimpan di pendingin makanan, sehingga ketika ada kasus keracunan atau dampak buruk lain pada kesehatan siswa, sampel tersebut bakal dicek.

"Kalau misalnya, amit-amit ya, terjadi sesuatu keracunan makanan dan sebagainya, kami periksa selain makanan yang di lokasi keracunan juga yang balik sampel. Siapa tahu permasalahannya bukan proses di sini gitu. Namun, misalnya siswanya terlambat mengonsumsi, terlalu siang," papar Anhar.

Meski demikian, dia menilai bahwa pembuatan makanan di dapur MBG sudah cukup baik dilakukan pada dini hari, tidak di hari sebelumnya.

Hal itu penting karena makanan tersebut bisa lebih segar dan layak saat dikonsumsi siswa pada jam sekolah.

Anhar berharap makanan ini bisa menjaga gizi para siswa ke depannya, sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang sehat.

“Apabila (makanan menu seperti ini) dikonsumsinya juga di luar sekolah, pasti bakalan cepat untuk perbaikannya untuk status gizi yang rendah. Namun, untuk status gizi yang sudah bagus ya akan stabil,” tandas Anhar. (mcr27/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teknologi MBG Temuan UGM Tuai Apresiasi


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler