Pengecer pun Sulit Dapat BBM

Kamis, 30 Juni 2011 – 09:33 WIB

PALEMBANG – Kesulitan mendapatkan BBM dirasakan pula para pengecer yang mencoba mengambil sedikit keuntungan dengan menjual premium dan solar bersubsidiMenurut Iwan, salah seorang pengecer premium di kawasan Sukabangun, kesulitan mendapatkan BBM ini sudah mereka rasakan sejak adanya koordinasi terakhir antara pemerintah dan Pertamina, beberapa waktu lalu.

”Jadi sulit sekali beli di SPBU

BACA JUGA: Wako Sibolga Cari Lahan Rusun Nelayan

Biasanya kami masih bisa beli, tapi ternyata di SPBU tempat kami beli itu tiga karyawan yang biasa menjual kepada kami sudah dipecat
Katanya ketahuan pimpinannya,” beber Iwan.

Alhasil, mereka harus memutar otak agar tetap bisa berjualan BBM, khususnya premium bersubsidi secara eceran

BACA JUGA: TKI Asal Bima Terancam Hukuman Mati di Malaysia

”Tapi sudah sulit sekali beli pake derijen, mas,”cetusnya
Karenanya, ia mengakali dengan membeli menggunakan sepeda motornya.

”Saya beli di beberapa SPBU, beli full tank

BACA JUGA: Lukisan Kamal, Cermin Kegelisahan Minangkabau

Kemudian disedot lagi di rumah untuk dipindahkan ke derijenKalau tidak begitu, kami tidak dapatkan bensin untuk dijual, jelasnyaKarena sulitnya sekarang mendapatkan premium untuk dijual secara eceran, ia pun harus menaikkan harga jual”Biasa kami jual Rp5 ribu per liter, sekarang jadi Rp6 ribu,” kata Iwan.

Sementara pantauan kemarin, pembelian BBM subsidi di Palembang sebagai ibukota provinsi belum separah yang terjadi di sejumlah daerahDimana antrian panjang pemilik dan kendaraan bermotornya hingga memakan badan jalan demi mendapatkan BBM.

Namun, ada kekhawatiran pemilik kendaraan bermotor metropolis kalau-kalau warga dari daerah lain menyerbu SPBU di dalam kota“Kalau mereka ramai-ramai beli BBM di Palembang, gawat jugaBisa-bisa di sini ikutan sulit dapat BBM,”cetus Dedi, yang hendak mengisi motornya di SPBU Jl Demang Lebar Daun, kemarin.

Apa tanggapan Pertamina Fuel Retail Marketing Region II" Asisten Manajer External Ralation, Roberth MV menjelaskan, hasil evaluasi pihaknya dari pemantauan di sejumlah daerah terjad punic buying dan spekulan yang memanfaatkan situasi“Di daerah terjadi dua hal iniPadahal, stok BBM di empat terminal BBM wilayah Sumsel dalam kondisi cukupDan realisasi penyerapan di Sumsel sudah lebih dari 100 persen,” bebernya.

Keempat terminal BBM itu yakni terminal BBM Kertapati, Baturaja, Lahat, dan Lubuk LinggauDistribusi BBM menggunakan sistem pipanisasi dari RU III Plaju (kilang) dan rail tank wagon (RTW) dengan PT KAI untuk mengangkut dan mendistribusikan BBM ke terminal BBM tersebut.

“Untuk pengiriman/pengangkutan BBM ini dilakukan secara rutin minimal tiga hari sekali atau sewaktu-waktu untuk built up stock BBM di terminal BBM tersebut,”cetus RoberthDitambahkannya, stok BBM di keempat terminal BBM itu secara keseluruhan dalam kondisi aman dengan coverage days diatas tiga hari dengan penambahan suplai sesuai penjadwalan pengiriman BBM dari Kilang RU III.

Terminal BBM Kertapati sebagai terminal BBM terbesar di Sumsel juga memperpanjang waktu operasional agar dapat melayani seluruh pendistribusian BBM“Jadi sebenarnya stok sangat mencukupi di terminal-terminal BBM kitaSPBU tinggal order ke sanaDan masyarakat khususnya pemilik kendaraan bermotor tidak perlu panikJangan khawatir dan malah ikutan antri,” imbuhnya.

Untuk pembelian derijen, diakui Roberth saat ini sudah semakin sulit karena SPBU mulai tegas menolak mereka yang melakukan pembelian dengan derijen tanpa izinTinggal lagi, kondisi jalur transportasi saat ini yang masih dalam perbaikan sehingga waktu tempuh mobil tangki lebih lama dari kondisi biasa.

Apalagi jika terjebak dalam kemacetan panjang”Hal ini menyebabkan keterlambatan BBM sampai di SPBU dan juga berakibat mobil tanki terlambat kembali ke terminal BBM untuk kembali mengangkut dan mengirimkan BBM ke SPBU selanjutnya,” tuturnya

Kekosongan di SPBU karena keterlambatan penyaluran BBM oleh mobil tangki menyebabkan punic buying dan antrian panjangKondisi ini dimanfaatkan para spekulan BBM untuk menjual BBM eceran dengan harga tinggi dan menyebabkan penyerapan BBM di SPBU menjadi lebih cepat dari yang seharusnya berdasarkan ketahanan stok SPBU.”Tolong bantu kami untuk mencegah terjadinya penyelewengan pembelian BBM subsidi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” pungkas Roberth.(46)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkot Makassar Inventarisasi Pedagang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler