jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan tidak sependapat dengan dalih pemerintah bahwa pelemahan rupiah lebih disebabkan faktor eksternal, karena penguatan dolar AS juga terjadi pada mayoritas mata uang dunia.
Menurut Heri, pelemahan rupiah tidak melulu faktor eksternal. Pemerintah tak boleh terus-terusan menggeser kesalahan internal menjadi faktor ekternal.
BACA JUGA: Rupiah Lemah, Penaikan Suku Bunga Hanya Solusi Sesaat
“Ini bukan melulu karena kebijakan the fed atau hegemoni dolar. Masalahnya adalah pengelolaan ekonomi domestik yang keliru,” ucap Heri kepada jpnn.com, Minggu (6/5).
Dia menilai yang jadi persoalan sekarang adalah masalah fundamental yang disebut-sebut oleh pakar tentang; account defisit, primary balance defisit, service payment defisit. Itu semua akhirnya menyebabkan adanya defisit pembayaran.
BACA JUGA: Rupiah Dekati Rp 14 Ribu Bukan Akhir Dari Segalanya
Untuk diketahui, lanjutnya, utang jatuh tempo sekitar Rp 800 triliun pada tahun ini dan tahun depan telah menjadi penyebab defisitnya keseimbangan primer kita. Di sisi lain, pertumbuhan realisasi penerimaan pajak dalam tiga tahun terakhir hanya 4 persen, tidak sebanding dengan kenaikan kewajiban utang.
Defisit keseimbangan primer itu disebabkan oleh defisit anggaran (account defisit) yang semakin lebar. Ketika defisit anggaran melebar, artinya ada belanja yang tidak bisa ditutupi oleh pendapatan negara. "Defisit itulah yang kemudian ditutup oleh penambahan utang baru," tukas politikus Gerindra ini.
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Gubernur BI Minta Masyarakat Tenang
Dia menambahkan, sejak 2012 hingga 2017, keseimbangan primer terus mencatat defisit dengan nilai yang kian meningkat. Pada tahun ini, keseimbangan primer ditargetkan masih negatif atau minus 78,35 triliun rupiah.
Pada ujungnya, defisit keseimbangan primer itu akan menguras habis cadangan devisa kita untuk membayar hutang (service payment defisit) sehingga berimbas pada rupiah yang makin terpuruk.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Melemah, Perbankan Tidak Goyah
Redaktur : Tim Redaksi