Pengelolaan WK Blok Tuban Dibagi Dua

Selasa, 14 November 2017 – 09:08 WIB
Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa Ali Masyhar. FOTO : JPNN

jpnn.com, JOGJA - Setelah kontrak Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) sebagai operator Blok Tuban berakhir pada Februari 2018, rencananya Wilayah Kerja (WK) itu akan dipecah menjadi dua. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa Ali Masyhar.

Namun, meski begitu, Ali mengaku WK akan dikembalikan ke pemerintah terlebih dahulu untuk selanjutnya dikelola perusahaan baru. "Kabarnya akan cenderung dipecah menjadi dua. Lapangan Sukowati akan diambil alih Pertamina EP Asset 4 dan lapangan Mudi mungkin diambil anak perusahaan Pertamina, yaitu Pertamina Hulu Energi (PHE)," jelasnya.

Namun, dia menegaskan bahwa skema tersebut masih bersifat kemungkinan. Pertimbangannya adalah kedekatan wilayah. Keputusannya akan ditetapkan setelah masa kontrak berakhir. "Kurang lebih akan seperti itu. Tapi, memang belum bisa pasti karena belum ditetapkan," ujar Ali.

WK Blok Tuban meliputi wilayah Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Gresik, dan Lamongan. Cadangan pertama di blok tersebut ditemukan pada April 1994 dan diberi nama lapangan Mudi yang terletak di Tuban. Penemuan berikutnya pada 2001 yang dikenal dengan nama lapangan Sukowati yang terletak di Bojonegoro.

Ali memaparkan, produksi tertinggi JOB PPEJ terjadi pada 2012. Yakni, mencapai 48 ribu barrel oil per day (BOPD). Total 35 sumur yang aktif dikelola JOB PPEJ sampai saat ini. Perinciannya, lapangan Sukowati 26 sumur dan lapangan Mudi 9 sumur.

Saat ini lapangan tersebut lebih banyak mengandung air daripada minyak. Di Mudi, air yang ikut diproduksi 18 ribu-19 ribu barrel water per day (BWPD). Produksi minyak tinggal 1.100-1.200 BOPD. Adapun di Sukowati, produksi airnya 19 ribu-20 ribu BWPD dan minyak 8.700- 8.900 BOPD. "Di wilayah Jatim, kontribusi terbesar masih dipegang lapangan Banyu Urip dengan realisasi 200 ribu BOPD-206 ribu BOPD. Sedangkan produksi secara nasional 800 ribu BOPD-815 ribu BOPD," papar Ali.

Menurut dia, peningkatan produksi minyak nasional sangat memerlukan inovasi. Terutama untuk menarik investasi wilayah kerja baru dan sumur baru. (JP/JPNN/pda) 

BACA JUGA: Pertahankan Lifting, SKK Migas Andalkan 9 Proyek

BACA ARTIKEL LAINNYA... Raih Rp 66 Triliun dari Enam Kontrak Gas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
SKK Migas  

Terpopuler