Pertahankan Lifting, SKK Migas Andalkan 9 Proyek

Selasa, 18 Juli 2017 – 18:32 WIB
Ilustrasi sumur migas. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) meyakini produksi minyak siap jual (lifting) menurun hingga 2025.

Sementara itu, produksi gas diperkirakan naik turun.

BACA JUGA: JOB PPEJ Tangani Dampak Perawatan Sumur

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyatakan, produksi minyak masih dapat diharapkan untuk dipertahankan bila sembilan proyek migas mulai beroperasi.

Sembilan proyek itu adalah Tropik Energi Pandan-Ario Damar, Odira Karang Agung-Ridho Field, PHE WMO PHE 12, HCML BD, PEP-Pipeline Gas Lift BW, ENI Muara Bakau, Petrochina Sabung-WB SB, dan EMCL.

BACA JUGA: DKI Gandeng Jabar soal Pengelolaan Migas Offshore

”Kami harapkan produksi minyak ini. Secara natural akan turun, tapi produksi proyek ini yang diharapkan segera selesai. Namun, meski ada proyek ini, sekarang belum bisa diprediksi,” jelasnya di kantor Komisi VI DPR, Senin (17/7).

Sementara itu, SKK Migas mengandalkan 14 proyek untuk menambah produksi gas.

BACA JUGA: Pemerintah Janji Beleid Gross Split Berlaku Akhir Juli

Proyek-proyek tersebut, antara lain, HCML Madura BD, PCML Kepodang-Phase II, PHE WMO PHE 12, PHE WMO PHE 24, E Sengkang-Kampung Baru COMP, dan Eni Muara Bakau.

Selain itu, Petrochina Jabung-Westbetara/Southbetara, JOB Pertamina-Medco Simenggaris, PEP Meatindok, PEP Paku Gajah, PEP CTDP, PEP SKG Musi Timur, dan PEP-L Parigi.

”Proyek ini yang kami harapkan bisa meningkatkan produksi gas,” kata Amien.

Dia mengakui, kegiatan hulu migas telah bergeser ke kawasan timur Indonesia, lepas pantai, daerah yang lebih remote, dan laut yang lebih dalam.

Imbasnya, kegiatan usaha migas kini lebih padat modal dan teknologi serta lebih berisiko.

Menurut mantan komisionaris KPK tersebut, migas tetap berperan dominan dalam bauran energi primer nasional.

Karena itu, dibutuhkan terobosan untuk meningkatkan produksi migas.

Salah satunya melalui kegiatan enhanced oil recovery dan eksplorasi yang masif agar reserve replacement ratio lebih tinggi.

Reformasi kebijakan juga dibutuhkan agar izin bisa lebih sederhana.

”Diperlukan pula teknologi untuk meningkatkan produksi dan menekan biaya investasi,” ungkapnya.

Tahun lalu, produksi minyak mencapai 831 ribu barel per hari, sedangkan produksi gas mencapai 7.939 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Angka itu lebih besar dibanding target work program and budget SKK Migas masing-masing 817,5 ribu barel per hari dan 7.813 mmscfd. (dee/c23/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Migas Naik 12,84 Persen


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
migas   SKK Migas  

Terpopuler