jpnn.com, BALIKPAPAN - Para pengembang properti di Balikpapan tak ingin terus dipojokkan terkait persoalan banjir.
Karena itu, mereka yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) Balikpapan bakal melakukan langkah konkret.
BACA JUGA: Membedah Rahasia di Balik Kesuksesan Astra
Yakni, ikut turun mengidentifikasi dan mencarikan solusi titik-titik banjir di sekitar wilayah masing-masing.
Hal itu dibahas dalam rapat koordinasi dengan seluruh pengembang di bawah REI Balikpapan di Hotel Star Hill, Jalan Pupuk Raya, Jumat (21/4).
BACA JUGA: Oalah, Hujan Dua Jam Saja Sudah Bikin Pemukiman Banjir
“Rapat ini sekaligus menindaklanjuti hasil kunjungan lapangan yang dilakukan Dinas Perumahan dan Permukiman,” kata Ketua REI Balikpapan Edy Djuwadi kepada Kaltim Post.
Dia menyayangkan inspeksi yang dilakukan oleh pemkot tidak dikoordinasikan dengan pengembang.
BACA JUGA: Yakin Properti Membaik, Intiland Luncurkan 2 Proyek Baru
“Belum ada ketemu sama saya dan teman-teman yang lain. Seharusnya jangan dirilis dulu. Sampaikan dulu kalau ada masalah yang timbul. Kami siap benahi dan kami welcome. Apakah itu banjir atau longsor saya yakin bisa diselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Edy mengingatkan semua pengembang untuk taat pada aturan.
Site plan yang ditetapkan di awal dengan pembagian 60:40.
Yakni, sebanyak 60 persen komersial dan 40 persen fasilitas umum harus dipegang.
Jika itu dilanggar, jelas salah. REI tidak akan bisa membantu jika memang ada pelanggaran.
“Namun, kalau konsep 60:40 itu dipegang, tinggal kalau bendali kurang dalam, atau sedang dalam tahap konstruksi, itu semua kan bisa diperbaiki,” lanjutnya.
Menurut dia, hasil temuan Dinas Perumahan dan Permukiman terkait masih ada bendali yang belum sempurna di berbagai perumahan merupakan hal yang wajar.
Sebab, kondisi di lapangan memang tak menentu.
Yang penting, jangan sampai bendali yang belum dikerjakan menimbulkan persoalan pada lingkungan sekitar.
Artinya, lanjutnya, tidak harus selalu bendali yang dibangun dahulu. Pengembang harus punya strategi.
Meski bendali dibangun, tetapi saluran air belum tertata akan percuma.
Karena itu, ada pengembang yang lebih fokus pada menata saluran air dari pada menyediakan bendali.
Selanjutnya baru dilakukan penyempurnaan. Apalagi banyak di Balikpapan pengembang dengan kelas menengah ke bawah dan luasan lahan yang tak besar.
“Persoalan yang terjadi kalau saya lihat selama ini, bukan bendali. Namun, saluran yang keluar dari bendali kita mampet. Yang seharusnya diurus pemkot. Saya tak tahu apakah karena tak terjangkau mereka atau defisit anggaran sehingga itu terjadi. Akhirnya ketika hujan turun, air meluber,” jelasnya. (rsh2/k6)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Keunggulan Apartemen di Depok
Redaktur & Reporter : Ragil