Oalah, Hujan Dua Jam Saja Sudah Bikin Pemukiman Banjir

Sabtu, 22 April 2017 – 12:03 WIB
Sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat menerobos banjir dibarengi mobil di jalan Brigjen Katamso, Tanjunguncang, Batuaji, Jumat (21/4). Meski hujan hanya 30 menit tetapi sudah merendam jalan raya dan pemukiman warga. F. Dalil Harahap/Batam Pos/jpg

jpnn.com, BATAM - Normalisasi drainase yang gencar dilakukan Dinas Bina Marga Kota Batam dan pihak kecamatan selama ini belum mengatasi persoalan banjir di Batuaji dan Sagulung, Batam, Kepri.

Pasalnya, hujan deras yang mengguyur kota Batam sekitar dua jam, Jumat (21/4) pagi kemarin langsung merendam pemukiman dan jalan raya.

BACA JUGA: Sedang Asyik Karaoke, Pasutri Ditangkap

Pantauan di lapangan ada puluhan titik jalan dan pemukiman warga yang terendam banjir. Seperti di jalan Brigjen Katamso, Tanjunguncang mulai dari sepan PT Nippon, Simpang Polsek Batuaji, Simpang Basecamp dan sepanjang jalan Marina City.

Ruas jalan R Suprapto juga sama, banjir terlihat hampir merata di sepanjang jalan mulai dari Simpang Basecamp hingga depan perumahan Villa Mukakuning.

BACA JUGA: Pimpinan BP Ngeles Soal Minta Kenaikan Gaji, Begini Kata Mereka

Jalan masuk ke kantor Camat dan Polsek Sagulung serta jalan Trans Barelang depan Mako Satbrimob Polda Kepri, Tembesi juga sama. Bahkan banjir di dua lokasi jalan itu

Normalisasi yang hanya fokus pada pengorekan endapan lumpur dan sampah dalam drainase belum efektif untuk mencegah banjir.

BACA JUGA: DPR akan Bentuk Pansus Sengketa Kewenangan Pemko Batam dan BP

Masih banyak titik drainase yang rusak atau belum semenisasi serta yang belum tersentuh normalisasi. Padahal saluran drainase di dua wilayah kecamatan itu saling berhubungan satu sama lain, sehingga banjir belum bisa diatasi dengan baik.

Tidak itu saja, jalan Trans Barelang juga tergenang banjir. Selain genangan air, lumpur yang terbawa banjir juga menutupi badan jalan yang membahayakan pengendara.

Pemukiman warga di Seilangkai juga bernasib sama. Banjir dengan ketinggian selutut orang dewasa membuat warga di sana kerepotan. Banjir menggenangi perumahan warga dan lingkungan Pusekesmas Seilangkai.

"Dari pukul 06.00 WIB, banjir sudah setinggi lutut," ujar Nurmala, warga kaveling Nato, Sagulung.

Banjir yang mengepung jalan dan pemukiman warga itu umumnya karena drainase yang tidak berfungsi normal.

Banyak drainase yang rusak dan tersumbat endapan lumpur dan sampah sehingga air tak bisa mengalir normal melalui drainase. Air meluap dan menggenangi pemukiman warga ataupun jalan raya.

Memang belakangan ini Pemko Batam melalui Dinas Bina Marga kota Batam dan pihak kecamatan fokus menormalisasi saluran drainase di beberapa titik yang rawan banjir namun itu belum memberikan solusi yang tepat.

Sebab selain normalisasi yang belum merata, masih banyak titik saluran drainase yang rusak belum tersentuh perbaikan. Normalisasi hanya sebatas pengerukan endapan lumpur dan sampah dalam drainase.

Padahal saluran drainase di dua kecamatan itu saling berhubungan satu sama lain, sehingga upaya normalisasi pada satu titik belum menjamin wilayah tersebut bebas banjir, sebab titik lain yang juga terhubung dengan titik yang diperbaiki itu masih rusak atau tersumbat sampah dan tanah.

Saluran drainase di sekitaran perumahan MGKR dan kawasan SP Plaza misalkan, pekan lalu ada normalisasi dengan mengerahkan alat berat beko, namun lokasi jalan itu masih saja terendam banjir.

Itu karena saluran drainase ke arah Puteri Hijau yang menjadi jalur pembuangan dari drainase yang dinormalisasi itu belum tersentuh perbaikan ataupun normalisasi. Imbasnya air dari sekitar MGKR dan SP plaza tak bisa mengalir lancar.

Camat Sagulung Reza Khadafi mengaku adanya persoalan tersebut. Untuk melancarkan alur pembuangan air memang semua saluran drainase yang saling terhubung harus dinormalisasi, namun itu belum bisa dilakukan sebab pengerjaan masih fokus pada satu titik.

"Karena keterbatasan anggatan dan peralatan jadi memang belum bisa dilakukan serentak. Memang untuk mencegah banjir ini, semua drainase dinormalisasikan," ujar Reza.

Senada disampaikan Camat Batuaji Frid Kalter yang mengaku upaya normalisasi drainase memang harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari hulu sampai ke hilir.

"Misalkan dari MKGR atau di sekitaran Aviari, percuma kalau disitu saja yang dibersihkan sementara di wilayah Sagulung tidak. Air akan mengalir ke sana juga. Kalau di sana tersumbat, ya sia-sia normalisasi di sini," ujar Frid Kalter. (eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji sudah Lebih Tinggi dari Gubernur, Pimpinan BP Masih Minta Tambah


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
banjir   Batam  

Terpopuler