jpnn.com - BALI - Putera Sampoerna Foundation (PSF), institusi bisnis sosial yang berfokus pada pengembangan pendidikan, merupakan salah satu lembaga yang menjalankan program organisasi penggerak (POP) secara mandiri.
POP yang dijalankan di bawah naungan School Development Outreach (SDO), merupakan satu dari sekian banyak program PSF untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia.
BACA JUGA: HM Sampoerna Raih Penghargaan ASEAN Enterprise Innovation Award Indonesia 2023
Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Elan Merdy menjelaskan POP merupakan program inisiatif di 2021 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dalam upaya mengimplementasikan kurikulum merdeka di Indonesia. Tujuannya meningkatkan kualitas literasi dan numerasi di Indonesia.
"Dengan sigap kami dari Putera Sampoerna Foundation menyerahkan seluruh jiwa raga kami untuk mendukung program tersebut karena dengan satu dasar kami percaya literasi, numerasi, adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas murid-murid kita," kata Elan Merdy di Gedung Kesenian Gde Manik, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (3/10).
BACA JUGA: Perjalanan Hildha Utami, Memimpin Tim Quality untuk Transformasi Sampoerna
Periode Oktober 2021-Agustus 2023, Putera Sampoerna Foundation menjalankan POP dengan mengembangkan dan menerapkan materi-materi yang dapat membantu meningkatkan kualitas pemahaman literasi, numerasi, dan penguatan karakter melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Ada lima sekolah menengah pertama (SMP) yang yang didampingi PSF untuk POP.
BACA JUGA: Jasaraharja Putera Raih Penghargaan di Indonesia Best BUMN Awards 2023
Terdiri dari tiga sekolah di Bali, yakni SMP Negeri 8 Singaraja, Buleleng, SMPN 1 Payangan, Gianyar, dan SMPN 1 Kintamani.
Kemudian, dua sekolah di Sulawesi Selatan, yakni SMPN 1 Tompobulu, Bantaeng dan SMPN 4 Sungguminasa, Gowa.
Materi yang disampaikan di dalam POP berfokus pada penguatan literasi, numerasi, dan pembelajaran berbasis proyek.
Dalam prosesnya, PSF juga secara mandiri telah melakukan berbagai pengembangan materi.
Adapun materi itu berupa modul-modul yang dimodifikasi sesuai latar belakang sekolah, peserta didik, dan karakteristik daerah.
Pada penghujung program, sebagai kulminasi program dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, PSF mengadakan kegiatan Pesta Pelajar Program Organisasi Penggerak. Kegiatan tersebut telah digelar di Gedung Kesenian Gde Manik, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (3/10) pagi.
Pada rangkaian acaranya, kelima sekolah penggerak menyajikan portofolio proses pembelajaran P5 yang telah mereka lalui. (mcr7/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Firda Junita