Pengembangan Potensi Energi Terbarukan Butuh Dukungan Kebijakan dari Pemerintah

Selasa, 08 Desember 2020 – 04:49 WIB
Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) bakal digelar pada pada 7-11 Desember 2020. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Konsumsi bahan bakar fosil menurun drastis lantaran pandemi Covid-19.

Kondisi ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk lebih masif mengembangkan potensi energi terbarukan untuk menurunkan emisi karbon dengan pengembangan potensi energi baru terbarukan.

BACA JUGA: IETD 2020 Segera Digelar, Catat Tanggalnya!

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan penting bagi Indonesia untuk mulai menggunakan energi terbarukan di tengah pemulihan ekonomi pascaCovid-19.

“Ada beberapa fokus pemerintah untuk mendukung pengembangan energi terbarukan, yaitu pengembangan biodiesel, pengembangan tenaga surya sebagai sumber energi baru, dan penggunaan biofuel untuk moda transportasi,” kata Arifin.

BACA JUGA: Hotman Paris: Setahu Saya Gisel tidak Membantah Video Itu

Langkah pemerintah tersebut harus didukung oleh iklim kebijakan fiskal yang berpihak pada industri energi terbarukan.

Selain itu diperlukan regulasi yang mengatur bisnis energi baru terbarukan agar tetap dalm koridor yang telah ditentukan.

BACA JUGA: Investasi Kesehatan untuk Masa Depan yang Lebih Sehat

Namun, menurut riset Institute for Essential Services Reform (IESR), alokasi dana sebesar Rp318 Triliun dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah disiapkan pemerintah sebagai penanganan dan stimulus ekonomi untuk pandemi Covid-19 belum berpihak kepada energi terbarukan.

Padahal, merujuk kepada laporan terakhir International Energy Agency, energi terbarukan menjadi satu-satunya sumber energi yang memiliki pertumbuhan yang positif di tengah masa pandemi ini.

“Selain itu menurut studi kami 2019 menunjukkan hasil bahwa Indonesia bisa menambah penetrasi energi  terbarukan hingga 40 persen di Jawa-Bali dan Sumatera tanpa mengurangi keamanan dan menambah biaya sistem,” kata Executive Director IESR & ICEF, Fabby Tumiwa, Senin (7/12) dalam diskusi panel The 3rd Indonesia Energy Transition Dialogue 2020 (IETD 2020) bertajuk “Transisi Energi: Kunci Membangun Kembali Sistem Ekonomi dan Energi yang Lebih Baik”.

Pertumbuhan sumber energi terbarukan dinilai positif untuk proyeksi kedepannya hingga 2030.

Fabby mengatakan berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung energi terbarukan dalam paket pemulihan ekonomi menjadi pilihan logis karena dapat menarik investasi energi bersih, menciptakan lapangan kerja baru dan lebih hijau, serta mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara.

 

Perkembangan teknologi energi terbarukan yang semakin maju dan ekonomis, preferensi investasi energi bersih yang lebih baik, dan berbagai terobosan teknologi digital di sektor energi menjadikan sistem energi konvensional berbasis fosil tidak lagi relevan untuk terus dipertahankan.

Melalui penyelenggaraan IETD inilah salah satu bentuk kontribusi nyata yang dilakukan oleh ICEF dan IESR dalam mendukung proses transisi energi di Indonesia.

IETD dirancang untuk menjadi pertemuan tahunan untuk berbagi ide dan pengetahuan serta membangun pemahaman mengenai transisi energi untuk pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan terkait. Sehingga harapannya komunitas epistemik yang mendorong agenda transisi energi Indonesia menuju sistem yang karbon netral dapat terbangun dan berkembang.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemerintah akan mendukung energi baru terbarukan melalui kebijakan tax holiday dan tax allowance untuk industri energi baru terbarukan.

“Kami juga akan mengalokasikan dana ke daerah untuk sektor energi, termasuk pembiayaan lokasi dan suntikan modal bisnis, kemudian untuk project development,” kata Suahasil.

Menurut Suahasil, pada kuarter ketiga 2020 Indonesia mengalami kenaikan pendapatan nasional.

Meski begitu anggaran masih terbatas untuk dialokasikan pada sektor energi baru terbarukan. Karena itu pemerintah mengakses sumber pendanaan lain untuk mendukung energi baru terbarukan.

Dana itu didapatkan melalui penerbitan sukuk hijau, pendanaan di bidang geothermal (Geothermal fund) melalui Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM) dan Geothermal Energy Upstream Development Program (GEUDP), environtmental pooling fund dan dana dari PT SMI.

“Pemerintah pada dasarnya sangat bersemangat terhadap pengembangan energi terbarukan. Mari, setiap lembaga terutama Kementerian ESDM dan lembaga terkait untuk duduk bersama dan berdiskusi secara mendalam, sehingga kami dari Kementerian Keuangan dapat memberikan dukungan yang maksimal dalam hal mendorong investasi energi terbarukan di Indonesia,” ajak Suahasil.

Tema transisi energi pasca pandemi ini memang menjadi salah satu pembahasan utama dari total 12 sesi dialog yang ada dalam IETD pada Senin, 7 Desember 2020 hingga Jumat, 11 Desember 2020 mendatang.

Setidaknya terdapat tiga sesi terkait Covid-19 dan transisi energi, yakni di sesi diskusi panel tingkat tinggi hari pertama, sesi ketiga di hari kedua, dan sesi kelima di hari ketiga.

Selain membahas mengenai topik ini, status dan perkembangan transisi energi di tingkat global dan nasional juga menjadi bahan diskusi lainnya dalam IETD 2020, termasuk bagaimana dan apa implikasinya terhadap konteks Indonesia.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler