Pengembangan Sains di Indonesia Dinilai Rendah

Rabu, 03 Agustus 2011 – 20:08 WIB
DEPOK - Perhatian bangsa dan negara Indonesia terhadap pengembangan pendidikan sains dan teknologi dinilai masih sangat rendah dan masih harus ditingkatkanRektor Universitas Indonesia (UI), Gumilar Rusliwa Soemantri menerangkan, hal tersebut dipicu adanya praktik-praktik di dalam masyarakat Indonesia yang belum kondusif.

"Misalkan saja, penghargaan pada sarjana-sarjana di bidang sains dan teknologi, penghargaan pada riset dan inovasi

BACA JUGA: Lima Mahasiswa UI Terima Beasiswa BMW Indonesia

Masyarakat kita belum benar-benar menghargai inovasi, meskipun sekarang mulai tumbuh kesadaran bahwa inovasi itu penting
Tanpa sains dan teknologi maju, tidak mungkin muncul inovasi

BACA JUGA: Guru Agama Terus Keluhkan Gaji

Tanpa inovasi, tidak akan ada peradaban," ungkap Gumilar ketika ditemui di Kampus UI, Depok, Rabu (3/8).

Jika pengembangan pendidikan sains dan teknologi ini maju, lanjut Gumilar, maka proses pendidikan sains dan teknologi harus terus dikembangkan, serta minat pada sains dan teknologi juga harus terus didorong
"Format pendidikan di TK, SD, SMP, SMA, harus sudah mulai memberikan ruang untuk menumbuhkan minat yang tinggi dan tidak fobia pada sains dan teknologi

BACA JUGA: Daerah Belum Siap Terapkan Desentralisasi Pendidikan

Seperti matematika dan sains yang ditakutiHarus ditumbuhkan (rasa) suka melihat alam dan mengutak-atik angkaHubungan antara guru sains dan matematika juga kerap kaku dan tidak menyenangkan, sehingga mata pelajaran itu menjadi tidak menyenangkan," paparnya.

Maka dari itu, salah satu upaya untuk mendongkrak kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan sains dan teknologi, menurut Gumilar pula, harus ada peran industriMenurutnya, sah-sah saja jika ada industri asembling otomotif ikut melakukan riset di negara mereka masing-masing yang kemudian Indonesia membangun pabrik di sini.

"Prototipe yang di sana, dibangun di sana lalu dijualJadi hanya dua section saja yang penting, manufacturing department dan sales marketingKalau di tempat lain itu namanya industrialisasi, di kita masih industrialisasi semu, termasuk joint ventureTidak ada riset di kitaYang di kita hanya riset hal-hal yang lebih tersier, seperti warna dan lain-lainKita ingin menumbuhkan semacam kemandirian di bidang industriJadi bukan hanya industrialisasi semu," pungkasnya.

Dengan begitu, Gumilar mengatakan, pemerintah, pengusaha dan semua kalangan, harus mulai merevitalisasi industri kecil dan menengah, menumbuhkan wiraswasta baru dan entrepreneur muda untuk membangun industri di negeri sendiri, sehingga riset dan sains ini menjadi tahu apa yang dibutuhkanDalam hal ini katanya, inovasi dibutuhkan"Kalau itu terjadi, bangsa ini akan maju," ujarnya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nominal Beasiswa Bidik Misi Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler