Pengemudi Ojek Online Sampaikan 3 Keluhan ke Presiden Jokowi

Rabu, 28 Maret 2018 – 11:34 WIB
Presiden Jokowi menerima perwakilan ojek online di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ribuan pengemudi ojek online (Ojol) menamakan dirinya Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Monas Jakarta, Selasa (27/3).

Presiden Jokowi menemui langsung lima perwakilan pendemo di Istana Merdeka, sekitar pukul 13.30.

BACA JUGA: Demo Pengemudi Ojek Online Diwarnai Aksi Sweeping

Pada pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit itu, presiden didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Para pengemudi setidaknya menyampaikan tiga keluhan, yakni soal tarif ojol yang dinilai terlalu rendah, kebutuhan pada asuransi kecelakaan, serta pengakuan ojek online sebagai angkutan umum resmi.

BACA JUGA: Jokowi Menerima Perwakilan Driver Online

Badai Asmara, perwakilan Garda, menuturkan tarif yang dipatok operator itu ada yang Rp 1.600 perkilometer. Sebenarnya Rp 2.000 per kilometer tapi 20 persen menjadi jatah aplikator. Bila dibandingkan dengan UMR di Jakarta yang mencapai Rp 3,6 juta, pada pengemudi ojol itu setidaknya harus menempuh perjalanan lebih dari 45 kilometer per hari.

”Sangat miris sekali dari jam 6 pagi sampai pukul 20.00. Sedangkan cost operasional per hari Rp 70 sampi Rp 100 ribu. Bersih Rp 50 sampai Rp 75 ribu per hari sudah makan. Sebulan Rp 1,5 juta,” ujar dia di sela-sela aksi yang diiringi dengan guyuran hujan itu.

BACA JUGA: Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Karyawan

Dia mengakui karena begitu banyak pengemudi ojek online, order yang mereka terima jadi semakin sedikit. Hal itu berbeda pada saat tarif masih Rp 4.000 perkilometer dan jumlah pengemudi tidak sebanyak sekarang.

”Dulu saya sampai keluar dari kerjaan. Awal 2016 itu orderan tak pernah berhenti-berhenti, tung tung tung tung. Pokoknya tak putus sampai sehari itu bawa pulang Rp 250 ribu sampai 300 ribu,” kata dia.

Selain soal tarif yang rendah, dia mengeluhkan pula asuransi yang hanya diberikan kepada driver saat mendapatkan order. Artinya, bila ada kecelakaan saat membawa penumpang atau menerima pesanan dari aplikasi baru diberi asuransi.

”Kejadian di lapangan, ditanya dulu offjob atau onjob kan kita miris ya. Ini sudah meninggal lho masih ditanyaain offjob atau onjob gitu kan. Mereka pakai jaket itu sudah promotion seharian,” ungkap pengemudi ojek online sejak 2015 itu.

Satu lagi yang diharapkan pengemudi adalah pengakuan sebagai angkutan umum yang resmi. untuk itu mereka berharap ada revisi dalam Undang-Undang 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Tiga tuntutan itu akan dibahas lagi dalam pertemuan yang rencananya akan digelar hari ini.

”Intinya beliau (Jokowi, red) menerima, mendukung, miris. Beliau kasih ruang besok (hari ini, Red) ketemu lagi di Istana. Ketemu sama Jenderal (Purn) Moeldoko,” sebut dia. (jun/far/agf)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ojek Online Minta Promo Dihapus dan Jokowi Turun Tangan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler