BACA JUGA: CKRA Lirik Sektor Pertambangan
Penurunan ini karena perusahaan plat merah tersebut mendapatkan tambahan pasokan gas dan batubaraDirut PLN Nur Pamudji mengatakan, target fuel mix BBM 2012 sebesar 17,73 persen, turun cukup drastis dibanding angka serupa pada 2011 yang mencapai 27,4 persen
BACA JUGA: Hari Ini, SBY Resmikan Tiga PLTU di Jawa
Target bauran yang ketat ini, untuk mendukung target pencapaian biaya pokok produksi (BPP) 2012 sebesar Rp 1.166 per kilo watt jam (Kwh)."Target BPP 2012 ini turun sebesar 13,2 persen dibanding estimasi realisasi BPP 2011," ujar Nur usai RUPS PLN di Kementerian BUMN di Jakarta.Nur menjelaskan, target penggunaan batubara untuk pembangkit listrik 2012 sebesar 51,6 juta ton
BACA JUGA: Februari, Tak Boleh Lagi Ada Macet di Pintu Tol
Sedangkan sisanya 12,2 juta ton dialokasikan untuk pembangkit milik swastaUntuk gas, PLN mendapatkan pasokan gas sebesar 356 TBTUTambahan gas ini berasal dari Terminal Terapung Regasifikasi (FSRU) Jakarta, Kangean Energy Indonesia, dan Lapangan Wortel, Santos."Porsi batubara naik 10 juta ton, karena banyak PLTU proyek 10 ribu megawatt (MW) beroperasi di 2012Misalnya, PLTU Tarahan, PLTU Nagan Raya, PLTU Pacitan, dan PLTU Pelabuhan Ratu," tegas pengganti Dahlan Iskan tersebut.
Dilanjutkan Nur, dengan seluruh pembangkit yang ada, PLN dapat menjual listrik sebanyak 172,17 tera watt hour (TWR)Angka tersebut naik 9,8 persen dari sisi pertumbuhan listrikSedangkan target susut listrik 2012 sebesar 9,3 persen atau turun 0,06 persen dibandingkan 2011.
Dengan meningkatkan penjualan listrik, tambah Nur, maka rasio elektrifikasi Indonesia ikut meningkat dari 71 persen jadi 75 persen pada 2012Dengan begitu, akan ada penambahan 2,5 juta sambungan baru"Hanya 25 persen rumah tangga yang belum mendapatkan listrik," katanya.
Menurut Nur, perusahaan memperkirakan belanja modal untuk 2012 sebesar Rp 69,1 triliunRinciannya, Rp 27,3 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik, pembangunan jaringan transmisi sebesar Rp 19,5 triliun, jaringan distribusi Rp 12,6 triliun, dan sisanya sebesar Rp 9,8 triliun untuk sarana dan prasarana.
"Belanja modal ini berasal dari berbagai sumber danaAntara lain dari internal perusahaan sebesar Rp 33,6 triliun, APBN Rp 8,9 triliun, pinjaman asing atau subloan agreement (SLA) Rp 9,8 triliun, dan pinjaman dari sejumlah bank Rp 16,7 triliun," pungkas Nur(cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Tol di Bali Dijadikan Contoh
Redaktur : Tim Redaksi