Penghargaan IRRI Menjadi Bukti Lumbung Beras Indonesia Masih Aman

Rabu, 17 Agustus 2022 – 00:34 WIB
Kementan mengatakan Indonesia saat ini sudah bisa mencukupi kebutuhan beras konsumsi atau swasembada beras. Ilustrasi: Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) menjadi bukti program pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian, berhasil menciptakan ketahanan pangan nasional.

Salah satunya dibuktikan dengan ketahanan lumbung beras sehingga tiga tahun tanpa impor beras umum.

BACA JUGA: Badan Pangan Dunia Bangga Indonesia Capai Swasembada Beras 3 Tahun Berturut-turut

“Dengan prestasi ini (penghargaan IRRI), artinya produksi beras nasional meningkat dan memiliki cadangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pemerintah seperti operasi pasar, tanggap darurat, bencana dan kebutuhan pemerintah lainnya,” kata Direktur Supply Chain & Pelayanan Publik Perum Bulog M. Suyanto ketika dihubungi, Selasa (16/8).

IRRI menyerahkan penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi kepada Pemerintah Indonesia.

BACA JUGA: Diakui Lembaga IRRI Sudah Swasembada, Kementan: Stok Beras Nasional Meningkat

Penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8).

Seiring capaian swasembada itu terbukti memang dalam tiga tahun terakhir pemerintah tidak impor beras umum.

BACA JUGA: Lembaga IRRI Sebut Indonesia Swasembada Beras, Mentan SYL: Kejayaan Terulang

Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Maret, total luas panen di 2021 mencapai 10,41 juta hektare dan total produksi padi di tahun yang sama mencapai 54,42 juta ton gabah kering giling (GKG).

Tidak hanya itu, rata-rata produktivitas padi di Indonesia juga mengalami perbaikan. Produktivitas padi meningkat dari 5,13 ton per hektare di 2020 menjadi 5,23 ton per hektare di 2021.

Swasembada beras ini memudahkan Bulog dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah, terutama dalam mengelola cadangan beras nasional. 

“Pada saat panen, Bulog membeli gabah dari petani dan disimpan sebagai cadangan. Saat tidak panen, stok beras tersebut disalurkan untuk stabilisasi harga di tingkat konsumen,” kata Suyamto.

Menurut Suyamto, pemerintah harus terus menggenjot produksi beras, baik lewat intensifikasi maupun ekstensifikasi agar prestasi Indonesia tersebut bisa dipertahankan dalam jangka panjang

“Perlu dilakukan diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi beras. Indonesia kaya sumber karbohidrat selain beras, seperti jagung, sorgum, singkong dan pangan pokok lainnya,” kata Suyamto. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler