Pengobatan Kanker Prostat Bikin Pria Loyo di Ranjang

Selasa, 16 Februari 2021 – 20:18 WIB
dr Marto Sugiono, Sp.U menjelaskan soal efek pengobatan kanker prostat. Foto: tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kanker prostat merupakan penyakit yang membahayakan bagi para pria. Terutama para pria yang meski usia di atas 60 tahun masih punya keinginan menikah lagi.

Menurut dr Marto Sugiono, Sp.U,  kanker prostat tidak memengaruhi hasrat laki-laki untuk berhubungan suami istri.

BACA JUGA: Rambut Rontok Berhubungan dengan Kanker Prostat?

Namun, kanker prostat harus diobati agar tidak membahayakan nyawa pasien.

Apalagi kanker prostat pembunuh nomor dua setelah kanker paru-paru bagi kalangan pria.

BACA JUGA: Waspadai Kanker Prostat, Cek Gejalanya Sejak Dini

Nah, proses pengobatan kanker prostat inilah yang menurunkan kemampuan pria di ranjang.

Biasanya laki-laki akan hilang keperkasaannya sehingga tidak bisa membahagiakan pasangannya.

BACA JUGA: Setyawan Datang ke Kamar untuk Berbuat Begituan dengan Dwi Farica, Menggemparkan!

"Kalau ditanya apakah kanker prostat memengaruhi keinginan pria berhubungan suami istri? Jawabannya tidak. Hasrat laki-laki berhubungan suami istri berbeda dengan keperkasaannya," terang dokter Marto dalam diskusi kesehatan 'penanganan komprehensif kanker prostat' secara daring, Selasa (16/2).

Dokter spesialis urologi di Siloam Hospitals Kebun Jeruk Jakarta ini menjelaskan, keperkasaan laki-laki itu berkaitan dengan impoten atau tidak.

Kanker prostat tidak memengaruhi hasrat para pria. Namun pengobatannya berefek pada keinginan pria berhubungan suami istri. 

"Keperkasaan laki-laki bisa juga salah satu gejala kalau kanker prostat stadiumnya sudah tinggi. Ketika sudah stadium akhir, laki-laki bisa disfungsi atau senjatanya loyo," jelasnya.

Jadi kata dokter Marto, semua pengobatan kanker prostat ada potensi menurunkan hasrat pria dan keperkasaannya.

Tidak hanya itu, pengobatan kanker prostat seperti operasi bisa menghilangkan kesuburan para lelaki. Karena 'senjatanya' tidak bisa mengeluarkan 'peluru air' lagi.

"Operasi prostat akan memengaruhi kesuburan. Karena 'peluru airnya' tidak keluar lagi. Bisa berhubungan suami-istri tetapi tidak bisa keluar karena sudah tidak ada prostatnya makanya jelas-jelas tidak bisa punya anak," terangnya.

Sebenarnya, kata dokter Marto, bisa kalau ingin punya keturunan diambil dari testisnya, air maninya diensiminasi. Namun, jangan lupa mayoritas yang kena prostat itu usia di atas 60 tahun sehingga keinginan memiliki keturunan berkurang.

Dia menyebutkan, pengobatan kanker prostat bisa dilakukan lewat radiasi, operasi prostat atau suntik hormon terapi.

Semua pengobatan itu berefek pada kesuburan dan keperkasaan laki-laki.

"Nah, untuk mencegah itu bagi laki-laki usia di atas 55 tahun sebaiknya rutin tiap tahun melakukan cek darah atau prostat spesifik antigen (PSA) agar bisa diketahui sejak dini kalau ada gejala kanker prostat," pungkasnya. (esy/jpnn)

 

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler