jpnn.com - KARO - Aktivitas Vulkanik Gunung Sinabung mulai memakan korban jiwa. Kemarin, luncuran awan panas menyambar sejumlah siswa SMA yang sedang berada di Desa Sukameriah (tiga kilometer dari kawah).
Sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut. Belum diketahui bagaimana para siswa itu bisa berada di radius bahaya.
BACA JUGA: Pelaku Prostitusi Didenda Rp 50 Juta
Tim SAR kemarin sore memutuskan menghentikan proses pencarian dan evakuasi karena sangat berbahaya. PVMBG menyatakan awan panas susulan masih berpotensi terjadi. Jika tim SAR memaksa naik, akan sangat berisiko terhadap keselamatan nyawa mereka.
Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kawasan radius lima kilometer sudah dinyatakan terlarang dari segala bentuk aktivitas manusia. Dia tidak tahu pasti alasan 11 orang yang tewas itu berada di Sukameriah.
"Info awal, mereka sedang jalan-jalan melihat Gunung Sinabung di Sukameriah," lanjut peneliti senior BPPT itu.
Untuk mencegah warga naik ke lereng, petugas telah memasang berbagai rambu dan spanduk peringatan. Tim tanggap darurat selalu melakukan sosialisasi di lokasi pengungsian. Sejumlah petugas kepolisian dan militer juga ditempatkan di setiap akses masuk desa radius lima kilometer untuk menghalau warga yang nekat. Rupanya, masih saja ada yang bisa lolos dan naik ke lereng gunung.
BACA JUGA: Babi Mengganas, Buru Kambing dan Ayam Warga
BNPB akan melakukan langkah keras untuk mengosongkan desa-desa yang berada dalam radius 5 kilometer dari Gunung Sinabung.
Sutopo Purwo mengakui, langkah-langkah yang sudah dilakukan tidak efektif. Ini terbukti dari sejumlah warga yang masuk ke desa-desa di radius terlarang itu.
BACA JUGA: Maksud Hati Terapi di Kali, tapi Malah Tenggelam Sampai Mati
"Kita akan menggunakan langkah memaksa warga. Radius lima kilometer harus kosong. Nantinya mereka harus relokasi," ujar Sutopo saat dihubungi JPNN tadi malam.
Dijelaskan, selama ini BNPB sudah berupaya memberikan sosialisasi kepada warga di lereng Sinabung. Antara lain, disediakan pos-pos patroli, sosialisasi lewat spanduk, termasuk memutar gambar erupsi Gunung Merapi 2010 yang memakan ratusan korban tewas.
"Tapi nyatanya warga masih mondar-mandir di desa yang berada dalam radius lima kilometer. Kita berharap kesadaran masyarakat, tapi rupanya tak bisa," kata Sutopo.
Selain itu Sutopo mengatakan bahwa diperkirakan masih ada korban lainnya yang belum dievakuasi. "Evakuasi belum bisa dilakukan karena potensi susulan awan panas dan gelap. Besok pagi evakuasi akan dilanjutkan," ujarnya.
Terkait pemulangan warga yang sehari sebelumnya direkomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sutopo mengatakan bahwa hingga saat ini ada 16 desa yang masih dikosongkan.
Sutopo menyebut, ke-16 desa tersebut adalah Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi, Berastepu, Dusun Sibintun, Gamber, Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, Sekerah, Simacem, Kutarayat, Sigaranggarang, Kutatonggal, Sukanalu, Kutagugung, Mardinding, Temberun, dan Perbaji. (sam/byu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Salat Jumat, Jemaah Meninggal saat Sujud Terakhir
Redaktur : Tim Redaksi