Perubahan perilaku tersebut, lanjut Sultan, sekaligus menunjukkan lemahnya integritas diri, serta sangat mudahnya para pemuda itu terjebak dengan sikap-sikap pragmatis yang saat ini mewabah di kalangan elit politik bangsa
BACA JUGA: Satu Podium, BHD dan Timur Saling Puji
Lebih jauh, selain mengkritisi integritas pemuda dan elit politik, Sultan juga menyesalkan lemahnya komitmen negara - dalam hal ini pemerintah - memelihara dan membina potensi pemuda dewasa ini."Pemerintah, mulai dari Presiden hingga pembantunya, cenderung bermain aman dalam menyikapi sejumlah pemuda yang terbilang kritis dan berpengaruh di tengah-tengah masyarakat, dengan cara menyeret mereka ke lingkungan kekuasaan," tegas Sultan.
Padahal menurut Sultan, potensi mereka itu sangat luar biasa dalam memberikan keseimbangan terhadap kepentingan kekuasaan yang bersifat sesaat, dengan kepentingan bangsa dan negara secara keseluruhan
Peran pemerintah terhadap aspek pembinaan pemuda, kata Sultan pula, kian hari (juga) semakin salah kaprah
BACA JUGA: DPR Tuding Kejagung Mainkan Perkara
"Indikasinya terlihat dari produk dan kualitas pemuda akhir-akhir ini, yang secara mudah tercabut dari sikap kritisnya setelah berada di lembaga legislatif atau lingkaran kekuasaanBACA JUGA: KPK Dihadiahi BH dan Celana Dalam
Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, kita dengan sangat mudah bisa melihat pemuda itu justru mendorong sejumlah kebijakan penguasa yang tidak pro-rakyat," kritiknya.Terakhir, Sultan Bakhtiar yang juga Ketua KNPI Provinsi Bengkulu itu mengingatkan, bahwa berbicara soal pemuda, sesungguhnya hanya satu level di bawah diskusi soal-soal negara"Jika hal yang prinsip ini tidak dipahami, maka pada akhirnya semua pihak akan tergoda untuk menyeret-nyeret pemuda ke kancah politik praktis," pungkasnya(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walhi Desak Presiden Tetapkan Status Darurat Bencana
Redaktur : Tim Redaksi