Pengungsi Diminta Teladani Nabi Ibrahim

Rabu, 17 November 2010 – 08:26 WIB

MAGELANG - Ribuan umat muslim korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Magelang kemarin (16/11) menunaikan salat Idul Adha di lokasi pengungsianMeski salat Id dalam suasana duka, terpancar harapan mereka untuk bangkit dari keterpurukan pasca-letusan Merapi dan semburan awan panas yang menghancurkan kehidupan mereka.

Berbaur dengan warga setempat, para pengungsi mengikuti salat di sejumlah tempat

BACA JUGA: Stok Pangan Habis, Terpaksa Makan Singkong

Di antaranya, di lapangan pemerintah daerah di Kecamatan Muntilan, Masjid Sirojudin Blabak, lapangan Ngluwar, SD Muhammadiyah Bligo, Kampus II Universitas Muhammadiyah Magelang, Perguruan Muhammadiyah Borobudur; dan lapangan Desa Blondo Kecamatan Mungkid.

Di lapangan Kecamatan Mungkid, sedikitnya 752 pengungsi yang berasal dari Kecamatan Srumbung, Dukun, dan Sawangan berbaur dengan ribuan warga setempat
Dipimpin Suratin Rahmad sebagai khatib dan imam salat, jamaah terlihat khusyuk mengikuti ibadah.

Khotbah salat Id menekankan arti penting bersabar dalam menghadapi bencana letusan Merapi sebagai cobaan dari Allah

BACA JUGA: Bus Handoyo Masuk Jurang, 4 Tewas

"Saya berharap, warga tetap bersabar selama tinggal di pengungsian
Ini adalah cobaan dari Allah

BACA JUGA: Kelelahan, Satu Relawan Meninggal

Kita harus bersabar dan berdoaKita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah," seru khatibPerayaan Idul Adha diharapkan jadi momentum kebangkitan warga setelah terkena bencanaTeladan Nabi Ibrahim saat berada dalam kondisi kesusahan karena mendapat perintah menyembelih putranya, Nabil Ismail, diharapkan bisa dicontoh

Muhammad Arif, ketua Takmir Masjid Alfat Kauman, Kecamatan Muntilan, Magelang, selaku penanggung jawab acara, mengungkapkan bahwa kebanyakan pengungsi Muntilan tinggal di Pesantren Muhammadiyah, Masjid Alfat, musala, dan beberapa rumah warga setempat.

Selesai salat Id, dilakukan pemotongan enam ekor sapi dan tujuh kambing"Kami prioritaskan para pengungsi sebagai penerima daging kurbanMereka dilibatkan saat penyembelihan atau saat dimasak," tuturnyaKesedihan terpancar dari wajah para pengungsiTidak sedikit dari mereka meneteskan air mata saat gema takbir berkumandang.

Suwarti, 35, warga Dusun Talun, Kecamatan Dukun, Magelang, menyatakan sedih menunaikan salat Idul Adha di pengungsianDia bersama keluarganya sudah sekitar dua pekan tinggal di pos pengungsian di SMP Kanisius Muntilan"Inginnya bisa menunaikan salat Id di dekat rumahTetapi, mau bagaimana lagi?" katanya.

Nurul Mulyani, 25, warga Desa Talun, Kecamatan Dukun, bertutur bahwa dia bersama seorang anaknya hingga saat ini belum kembali ke rumahnyaKarena itu, dia mengikuti salat Id di lapangan Kecamatan Mungkid"Saya maish menunggu pengumuman dari pemerintah bahwa kondisi Merapi sudah aman," kata perempuan yang menempati barak penampungan di Pesantren Muhammadiyah Muntilan itu(vie/jpnn/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumah Darurat bagi Korban Wedhus Gembel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler