Stok Pangan Habis, Terpaksa Makan Singkong

Tunggu Bantuan Donatur

Rabu, 17 November 2010 – 07:37 WIB
Pengendara sepeda motor menyusuri desa Balerante yang nyaris tak ada tanaman hidup tersisa. Awan panas Merapi yang terus menyembur selama dua pekan lebih membuat wilayah itu seperti kampung mati. (Foto: Arief Budiman/Radar Solo)

MAGELANG -- Persoalan warga di luar pengungsi paska erupsi Gunung Merapi semakin parahBahkan, warga di Dusun Kadileben Desa Jati Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang terpaksa mengganti makanan pokoknya dari nasi menjadi ketela lantaran persediaan pangan mereka telah habis

BACA JUGA: Bus Handoyo Masuk Jurang, 4 Tewas

Sementara pemerintah belum bisa memberikan solusi terkait masalah ini.

Warga setempat mengaku tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran sawah dan ladang yang menjadi mata pencaharian sehari-hari rusak akibat guyuran abu vulkanik
Mereka juga tidak punya pekerjaan lain

BACA JUGA: Kelelahan, Satu Relawan Meninggal

"Sudah tidak ada lagi yang bisa diandalkan
Hanya ketela yang bisa diambil dari ladang," kata Winarti, 39, saat merebus singkong di dapurnya, kemarin.

Dia mengaku sudah dua hari beralih makan singkong

BACA JUGA: Rumah Darurat bagi Korban Wedhus Gembel

Biasanya, singkong ini, disajikan dengan garam"Buat satu keluarga biasanya dapat ketela dua buah," aku ibu dua anak ini.

Lantaran bukan termasuk wilayah pengungsia, seluruh warga di desa tersebut tidak mendapatkan jatah logistik dari pemerintah setempatMeskipun beban kerugian yang ditanggung tidak kalah parah dari para pengungsi"Kemarin pernah ada di kasih pak lurah (kades, red)Katanya dari donatur gitu," tambah Winarti.

Penderitaan Winarti nampaknya bukan satu-satunyaSedikitnya ada 1184 KK di desa tersebut yang juga mengandalkan kesehariannya dari hasil bumiDesa tersebut berada di perbatasan lereng Gunung Merapi dan MerbabuDari puncak merapi, 20 km"Lima puluh persen lebih berprofesi sebagai petani," papar Kepala Desa setempat Lilik Sujadi.

Menurutnya, hampir seluruh area perkebunan dan persawahan di daerahnya rusakMenurutnya, hampir ratusan hektarKebanyakan, tanaman ambruk karena terguyur abu vulkanik saat erupsi pada 4 November lalu"Kita sedang melakukan pendataan kerusakan tersebut," tambah dia.Dia sendiri membenarkan ada beberapa warganya yang terpaksa makan ketela rebus sebagai pengganti nasi"Ya, Karena memang mereka sudah tidak punya apa-apa lagiPunyanya singkong, ya makan singkong," tambahnya membenarkan.

Untuk mengantisipasinya, dia mengaku sudah mengajukan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten MagelangNamun, sejauh ini, kata dia belum  mendapatkan respon"Katanya kita diluar pengungsian, jadi tidak bisa dibantuJadi terpaksa cari bantuan lain," paparnya.

Sejumlah warga di luar pengungsian yang berada di kawasan Gunung Merapi memang mulai kesulitan memenuhi kebutuhan hidup merekaPerekonomian yang masih belum pulih serta rusaknya lahan pencaharian mereka dinilai menjadi sumber permasalahannya.

Laporan dari LSM Gemasika Kabupaten Magelang, kondisi tersebut terjadi di tiga kecamatan di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) IIIDiantaranya Kecamatan Muntilan, Salam, dan Ngluwar"Ekonomio di sana semua lumpuhPertanian hancurWarga hanya mengandalkan bantuan dari donatur saja," papar Sekjen Gemasika Ichsani, kemarin.

Sekda Kabupaten Magelang, Utoyo saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebutMeski demikian, pihaknya mengaku belum bisa memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah ini"Karena masih dalam status tanggap darurat, yang kita urusi memang baru pengungsiKarena peraturannya memang seperti itu," kata dia, kemarin"Sekarang juga muncul kecemburuan antara pengungsi dengan warga diluar pengungsianNamun kita tidak bisa berbuat banyak, karena penggunaan dana pemerintah ini tidak bisa sembarangan," terangnyaMeski demikian, tidak menutup kemungkinan penyelesaian masalah tersebut akan dibahas saat masa tanggap darurat dicabut(vie)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Warga Terobos Zona Bahaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler