Pengungsi Rohingya Terkatung di Laut, Thailand Kerahkan Helikopter Operasi SAR

Rabu, 27 Mei 2015 – 18:18 WIB
Seorang pengunjuk rasa mengusung pamflet mengecam tokoh garis keras Buddha Myanmar yang dituding menjadi biang kesengsaraan etnis Rohingya ketika beraksi di depan kedutaan Myanmar di Jakarta, Rabu (26/5).

jpnn.com - BANGKOK - Ribuan pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh dikabarkan masih terkatung-katung di Laut Andaman. Thailand yang menerima kabar itu langsung memulai misi SAR, menyisir laut mencari kapal pengungsi lewat udara.

Kepala Staf Angkatan Udara Thailand Jom Rungsawang mengatakan beberapa pesawat terbang menjangkau 370 kilometer dari wilayah negara itu dan menumpukan pencarian di pesisir barat daya negara itu.

BACA JUGA: Lihat Nih... Koboi Amerika Masuk Supermarket Langsung Dor..Dor... Dua Tewas

"Kami mengerahkan delapan pesawat dari dua unit pasukan udara. Kami berkoordinasi dengan  pangkalan di darat dan laut di sepanjang alur yang digunakan kapal pengungsi ini," katanya.

Pasukan udara Amerika Serikat (AS) juga mulai ambil-bagian untuk menjalankan misi yang sama melalui udara di pantai barat Malaysia guna mencari kapal-kapal tersebut.

BACA JUGA: Arab Saudi Pancung Penyelundup Ganja sekaligus Orang yang ke-88 Tahun Ini

"Misi itu konsisten dengan tawaran kami untuk membantu pemerintahan di wilayah ini dan meningkatkan kerjasama mengenai situasi di Laut Andaman serta Teluk Bengala," kata jurubicara kedutaan AS di Bangkok, Melissa Sweeney.

Misi tentara Thailand dan AS itu terpusat di Laut Andaman.

BACA JUGA: Kenalkan! Barbie dari Rusia, 26 Tahun, Cantik, 32E, Belum Pernah Punya Pacar

Thailand juga mengirim sebuah kapal pengangkut helikopter sebagai pusat pelayanan kesehatan sementara untuk pengungsi yang kelak dijumpai. 

Kendati demikian, tidak seperti Malaysia dan Indonesia, Thailand enggan menerima pengungsi, tetapi memperlakukan mereka sebagai pendatang gelap.

Ribuan pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh diperkirakan masih terkatung-katung di Laut Andaman setelah ditinggalkan anggota sindikat penyelundupan manusia.(ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengharukan, Pertama Kali Bertemu, Dua Anak Penderita Kanker Saling Berpelukan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler