Pengurus PWI Pusat & Panitia HPN 2020 Temui Menhub BKS, Ini Hasilnya

Jumat, 22 November 2019 – 16:21 WIB
Ketua PWI Pusat Atal S Depari (tengah) bersama Ketua Panitia Pelaksana HPN 2020 Auri Jaya (kiri) dalam pertemuan dengan Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta, Jumat (22/11). Foto: Panitia HPN 2020 for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2020 menemui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Jumat (22/1). Pada pertemuan di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat itu, Ketua Umum PWI Atal S Depari menyampaikan apresiasinya atas kinerja menteri yang beken dengan inisial BKS tersebut.

“Kami apresiasi Menhub yang berprestasi,” ujar Atal yang didampingi sejumlah pengurus PWI dan Ketua Panitia Pelaksana HPN 2020 Auri Jaya.

BACA JUGA: Pesan Ketua Dewan Pers M Nuh untuk Panitia HPN 2020

Dalam kesempatan itu Atal juga menyampaikan rencana PWI menggandeng Kemenhub pada penyelenggaraan HPN 2020. “Kami ingin berkolaborasi dengan Kemenhub berkaitan dengan Hari Pers Nasional nanti di Banjarmasin,” ujar Atal.

Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Nurjaman Mochtar menambahkan, Kemenhub selalu terlibat dalam setiap penyelenggaraan HPN. “Kami PWI dalam kegiatan HPN bertugas menjembatani kebutuhan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai tuan rumah dengan kementerian,” ujarnya.

BACA JUGA: Matangkan Persiapan HPN 2020, Pengurus PWI Pusat Datangi Kemenkominfo

Nurjaman menjelaskan, PWI telah berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terkait penyelenggaraan HPN 2020 di Banjarmasin. Dalam diskusi tersebut, Pemprov Kalsel menyodorkan tiga permintaan.

Ketiga permintaan Pemprov Kalsel itu adalah industrialisasi, pariwisata dan pelabuhan. Industrialisasi dan pariwisata di provinsi yang beribu kota di Banjarmasin itu juga sangat tergantung pada infrastruktur pelabuhan.

Kalsel, kata Nurjaman, berkeinginan memiliki pelabuhan internasional yang bisa bersaing dengan Singapura. “Nah, mereka ingin bisa jadi pelabuhan gerbang Indonesia, apalagi kalau ibu kota negara pindah (ke Kalimantan Timur, red),” tutur Nurjaman.

Menteri BKS langsung merespons permintaan Pemprov Kalsel melalui PWI itu. Insinyur lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menginginkan industri di Kalsel mampu menghadirkan nilai tambah.

“Dahulu Kalsel punya sumber daya alam kayu, sekarang punya batu bara tetapi semuanya tidak ada industri yang punya nilai tambah. Seharusnya ada nilai tambah yang bisa diusahakan,” katanya.

Mantan direktur utama PT Angkasa Pura II itu menambahkan, batu bara bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. “Jadi bisa menyuplai ke mana-mana, kita tahu konglomerat batu bara dari sana semua,” sebutnya.

Mengenai pariwisata, BKS juga menunjukkan antusiasmenya. Hanya saja, katanya, anggaran untuk pengembangan pariwisata memang masih terbatas, sehingga Presiden Joko Widodo menempuh jurus lain.

“Kita tidak punya anggaran yang banyak, jadi presiden memang terus mengupayakan Bali baru (pengembangan daerah wisata lainnya, red),” ujarnya.

Adapun soal pelabuhan, BKS menyebutnya bukan hal mudah. Sebab, berbagai pelabuhan yang digadang-gadang mampu menyaingi Singapura justru tak seperti yang diharapkan.

“Banyak orang kita yang masih berpihak ke Singapura. Batam dibunuh, Kuala Tanjung (di Sumatera Utara, red) dibunuh, Tanjung Priok juga dibunuh,” katanya.

Meski demikian BKS setuju dengan ide tentang memperkuat infrastuktur di daerah penyangga ibu kota baru. “Jadi kalau bicara pelabuhan mungkin hanya bisa ngomong, tetapi bahwa jadi penyangga ibu kota negara, boleh,” tegasnya.

Namun, BKS punya tawaran lain, terutama untuk industrialisasi dan pariwisata. Menteri asal Palembang, Sumatera Selatan itu menuturkan, peresmian terminal baru Bandara Syamsudin Noor di Kalsel bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata dan HPN 2020.

“Kalau perlu kami undur saja peresmian bandara baru di Kalsel hingga bertepatan dengan kegiatan Hari Pers Nasional. Libatkan milenial, tunjukkan kearifan lokal dan pariwisatanya saat peresmian bandara baru tersebut. Kalau soal kegiatan di bandara saya support maksimal,” katanya.

Untuk itu Kemenhub pada peresmian terminal baru Bandara Syamsudin Noor akan menggelar pameran budaya, kuliner dan pertunjukan tari. “Kalau perlu kami buatkan gedung besar, jadi ada objek yang menbanggakan sehingga monumental,” ucapnya.

Nurjaman langsung menimpali ide Menhub BKS soal peremian terminal baru Bandara Syamsudin Noor. “Kalau begitu HPN di bandara baru saja, Pak. Sekalian (peresmian) bakal pertama kali PWI bikin HPN di bandara,” ucapnya.

Menteri BKS pun makin antusias dengan ide itu. “Confirm, ya. Kita buat kegiatan di bandara, Presiden (Jokowi) juga pasti senang jadi meaningful (penuh arti, red),” ucapnya.(aj/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler