jpnn.com, BATAM - Bos Panbil Group, Johannes Kennedy merespon positif kunjungan tim teknis Dewan Kawasan yang ingin mencari masukan mengenai usulan pembentukan KEK.
"Kami menyambut baik kunjungan Sesmenko sekaligus ketua tim teknis DK, Lukita Dinarsyah Tuwo karena kami diajak untuk menyumbang saran tentang Batam," katanya saat diwawancarai media di hotel Best Western Premiere, Kamis (18/5).
BACA JUGA: Konsep FTZ Game Over, Batam akan Jadi KEK Tahun Ini
Dia mendukung langkah tim teknis DK yang ingin mempercepat realisasi KEK. "Badan pengelolanya tidak perlu besar, yang penting bisa selesaikan perizinan barang masuk dan penangannnya lebih simpel," ujarnya kepada Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
Namun, secara tidak langsung Kennedy juga menyukai ide KEK pariwisata di Batam, namun harus ditentukan zonasinya terlebih dahulu."KEK bisa macam-macam, ada KEK industri, ada KEK pariwisata, tinggal lihat zonasinya saja," jelasnya.
BACA JUGA: BP Batam Gesa Selesaikan Masalah Lahan Terlantar dalam 2,5 Tahun
Ide perluasan KEK ke wilayah Relang yang saat ini masih dalam status quo juga patut dipertimbangkan tim teknis DK.
"Harus ada daerah baru yang dikelola seperti Relang. Dan kalau bisa di Relang tidak perlu pungut UWTO. Banyak perusahaan habis dananya untuk UWTO, padahal baru mulai investasi sehingga terbebani," ujarnya.
BACA JUGA: Selama Ramadan, THM Diusulkan Tutup Selama 12 Hari
Wacana BP Batam yang ingin menerapkan konsep pengalokasian lahan secara lelang online juga secara tidak langsung didukung oleh pengusaha ternama ini.
"Ada terobosan baru, bagaimana kalau proses pengalokasian lahan baru diberikan kepada perusahaann yang punya kapabilitas, modal dan kepastian dalam investasi. Supaya nanti bisa tumbuh sehat sehingga bayar pajaknya pun lancar," ungkapnya.
Kemudian pria berkacamata ini juga menyinggung tentang kelesuan ekonomi yang juga melanda dunia pariwisata di Batam."Kunjungan tim teknis ini juga bagus untuk mencari solusi buat dunia turisme yang tengah lesu," ungkapnya.
Kennedy mengungkapkan restoran dan hotel banyak yang mengeluh karena ekonomi lesu. "Batam itu kalau mau bagus pariwisatanya butuh 3 juta turis yang berkunjung," ucapnya.
Sehingga dia memberikan saran agar Bandara Hang Nadim dikelola badan swasta, sama seperti bandara di Bali yang dikelola oleh Angkasapura yang bekerjasama dengan India.
"Supaya ada penerbangan langsung dari luar negeri ke Batam, sehingga turisme pun meningkat," katanya lagi.
Jika tetap seperti saat ini dengan mengandalkan kunjungan wisman yang terus menurun, maka pelaku pariwisata akan saling memangsa satu dengan yang lainnya hanya untuk berusaha agar bisa bertahan hidup.
Sedangkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk sangat mendukung jika KEK berbasis pariwisata ditempatkan di wilayah seperti Relang.
"Pemerintah harus memikirkan sektor alternatif lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi karena sektor industri berat tengah terpuruk akibat ekonomi lesu," katanya.
Dia mengatakan pemerintah harus menitikberatkan sektor pariwisata. Dimulai dengan pembenahan infrastruktur, penambahan transportasi publik dan buka destinasi baru.
Jadi menganggap Batam tidak bisa bergantung lagi dengan sektor industri berat untuk menopang ekonomi, karena rentan terpengaruh ekonomi global.”Kalau negara tujuan ekspor tengah lesu, maka produk yang dihasilkan industri akan menurun dan sudah pasti akan dilakukan pengurangan tenaga kerja,” tambahnya.
Namun, dia tak memungkiri bahwa jalinan kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemko) Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam sangat dibutuhkan. BP Batam sebagai pemilik Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan Pemko Batam dengan Dinas Pariwisata sebagai penggagas event pariwisata di Batam.
“Kami juga siap jika diminta untuk melakukan promosi keluar negeri untuk memperkenalkan keunggulan Batam,” tambahnya.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Even Pariwisata Andalkan Swasta, Pemerintah Hanya Support 25 Persen
Redaktur & Reporter : Budi