jpnn.com - JAKARTA - Kalangan pengusaha menyambut baik pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015. Meski sejumlah sektor belum siap, namun liberalisasi perdagangan di Asia Tenggara itu dinilai akan memberikan dampak positif terhadap investasi dan nilai tukar rupiah.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Hardini Puspasari mengatakan, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di antara negara anggota ASEAN, Indonesia seharusnya mampu menjadi daya tarik investor asing. "Kita harus mndapat peluang ekonomi yang lebih besar dibanding negara lainnya karena jumlah penduduk kita 40 persen dari total penduduk ASEAN," ujarnya, Minggu (26/4).
BACA JUGA: Kebab Baba Rafi Rambah Bisnis Online
Menurut dia, MEA dapat membuka peluang Indonesia untuk menguatkan rupiah jika mampu dimanfaatkan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang sangat besar akan membuat investor-investor dari negara tetangga berdatangan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. "Pemerintah harus membuat aturan-aturan yang bisa mendorong masuknya investasi asing," tuturnya.
Selanjutnya pemerintah harus mewajibkan aliran modal yang masuk harus ditempatkan dalam aset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak saja portofolio tetapi juga dalam bentuk aliran modal langsung (PMA) seperti pendirian pabrik atau jaringan distribusi. "Permintaan rupiah dalam jumlah besar itu lambat laun akan menguatkan rupiah," ungkapnya.
BACA JUGA: Pembangunan 24 Pelabuhan Diserahkan ke Tiongkok, Ada Apa dengan Jokowi?
Dia menilai pengusaha nasional juga bisa mendapat keuntungan dengan peningkatan kerjasama dengan pengusaha dari negara tetangga. Kerjasama regional perlu digalakkan untuk mendongkrak pembangunan infrastruktur di tanah air. "MEA bisa membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi dan infrastruktur Indonesia melalui pemanfaatan program kerjasama regional," sambungnya.
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN, kata dia, akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang tidak ada lagi. "Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam dan berpeluang besar mengembangkan industri yang potensial di ASEAN," tambahnya.
BACA JUGA: Dukung PMK Mobil Pejabat Agar Uang Negara Bisa Dihemat
Dalam menghadapi MEA, pemerintah Indonesia harus melakukan langkah-langkah strategis agar tidak hanya menjadi negara pemasaran bagi produk-produk luar negeri. "Yang perlu dijaga, investor asing atau domestik nangan sampai lebih memilih berinvestasi di negara lain yang juga prospektif seperti Thailand, Malaysia, Vietnam dan Brunei Darussalam," jelasnya. (wir/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan Kemenkeu Terbitkan PMK Mobil Dinas Pejabat
Redaktur : Tim Redaksi