Pengusaha Optimistis Program Hilirisasi Dorong Pencapaian Target Investasi 2023

Kamis, 30 Maret 2023 – 17:19 WIB
Ilustrasi - Investasi. Rupiah dan dolar. Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan realisasi investasi pada tahun 2023 mencapai Rp 1.400 triliun sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu strategi Menteri Bahlil untuk memenuhi target tersebut selain dari masuknya penanaman modal asing juga terkait dengan adannya program hilirisasi komoditas di berbagai sektor yang tengah digenjot oleh pemerintah.

BACA JUGA: Pengusaha Tenda & Catering Jadi Korban Penipuan, Pelaku Mengaku Anggota Polisi, Modusnya Begini

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Anggawira mengatakan langkah Menteri Bahlil sudah tepat sebagai sebuah langkah awal untuk membangun industri dalam negeri. Namun, dia mengingatkan perlunya sebuah insentif menarik agar dapat menarik minat investor.

“Saya rasa itu menjadi salah satu langkah awal dan tentunya diperlukan suatu insentif juga yang tepat agar kita juga punya memiliki daya saing yang kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Jadi, saya rasa sudah tepat apa yang dilakukan Kementerian Investasi untuk melakukan diversifikasi yang lebih luas terkait target-target investasi yang ada,” ujar Anggawira, Kamis (30/3/2023).

BACA JUGA: Salurkan KUR untuk Pengusaha Laundry, Triton MLC & Indonesia Gandeng BCA

Menurut Anggawira yang juga Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia itu mengungkapkan kebijakan larangan ekspor bahan mentah oleh pemerintah memaksa para pengusaha untuk ikut terlibat membangun ekosistem hilirisasi.

Tidak hanya pengusaha dari dalam negeri, Anggawira menyebut negara atau pengusaha asing yang membutuhkan produk-produk komoditas dari Indonesia mau tidak mau juga harus mendirikan atau bermitra dalam membangun industri hilirisasi di tanah air.

BACA JUGA: Menteri Hadi Tjahjanto: Kepastian Hukum Atas Tanah Tingkatkan Ekonomi dan Investasi

“Salah satunya kan dengan program hilirisasi melakukan penyetopan untuk ekspor bahan mentah automaticly kan secara langsung akan memaksa para pengusaha atau investor dari luar yang membutuhkan produk-produk atau barang-barang yang terkait industri, terkait untuk membangun industrinya di dalam negeri,” ucap Anggawira.

Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera menjelaskan bahwa capaian realisasi dari Januari hingga Desember tahun 2021 silam, dari investasi Rp 900 triliun naik menjadi Rp 901 triliun atau ada kenaikan 101 persen.

Sedangkan tahun 2022 investasi mencapai Rp 1.207,2 triliun atau naik 100,7 persen dari total yang ditargetkan yakni Rp 1.200 triliun

“Sektor yang menjadi capaian investasi pada tahun-tahun tersebut, yakni adanya hilirisasi industri dari logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Grafik Nikel kalau di tahun 2019 menduduki peringkat ketiga, maka ditahun 2021 hingga 2022 masuk ke peringkat pertama. Ini merupakan capaian dari program hilirisasi,” ujar Heldy.

Heldy menerangkan alasan kenapa produk hilirisasi menjadi investasi yang naik secara signifikan, sebab produk hilirisasi memberikan nilai tambah yang diharapkan nilai investasi hilirisasi dari 8 sektor yang masuk bisa mencapai USF 545,3 miliar, agar realisasi investasi sesuai target yang telah ditetapkan.

Kementerian Investasi BKPM mencoba membuat roadmap mengenai hilirisasi. Ada 8 sektor hilirisasi yakni sektor mineral, batu bara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan dengan harapan total investasi sebesar 545,3 USD.

“Ini merupakan target angka yang cukup besar, dan apabila hal ini bisa kita capai, maka target dari pemerintah bisa terealisasi. Belum lagi masih ada 21 sektor komoditas lainnya,” katanya.

Lebih lanjut Heldy mengatakan salah satu potensi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang memiliki cadangan terbesar di dunia adalah nikel.

Dengan demikian adanya hillirisasi maka sudah tidak boleh lagi mengekspor bahan biji nikel dalam kadaan mentah.

“Realisasinya sekarang sudah ada dua produk olahan nikel yakni stainles dan baterai. Artinya jelas bahwa program hilirisasi menjadi nilai tambah. Dan, adanya pelarangan ekspor produk mentah tersebut akan menjamin ketersediaan bahan produk,” ujar Heldy.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler