jpnn.com, JAKARTA - Pameran dagang terbesar Indonesia Trade Expo Indonesia 2022 diharapkan jadi pemantik pemulihan ekonomi.
Direktur Utama PT Young Java Ekspor Yehezkiel Theo menilai Trade Expo Indonesia ke-37 bisa menjadi wadah para produsen dan eksportir mengembangkan usaha, perluasan target market, dan mengenalkan produk dalam negeri ke Internasional.
BACA JUGA: Berkolaborasi dengan Kemendag, LPEI Turut Sukseskan Trade Expo Indonesia 2022
Menurutnya, pemulihan ekonomi nasional saat ini juga didorong oleh ekspor yang meningkat secara signifikan.
"Sehingga mendorong percepatan pemulihan ekonomi baik di sektor perdagangan dan investasi di Indonesia," ungkap Theo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (22/10).
BACA JUGA: Resesi Ekonomi Global di Depan Mata, BI: Kami Waspada!
Theo menegaskan Young Java Ekspor akan terus berkomitmen untuk mendukung dan berkolaborasi dengan pemerintah seiring dengan tujuan pemulihan ekonomi nasional sekaligus menguatkan perekonomian.
"Melakukan kerja sama usaha yang akan disesuaikan dengan kebutuhan nantinya oleh para petani dan pengusaha-pengusaha yang berada di satu rangkaian yang sama," Kata Yehezkiel Theo.
BACA JUGA: 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Maâruf Amin, Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh
Trade Expo ke-37 Indonesia telah dibuka secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada hari Rabu (19/10).
Pameran tersebut diselenggarakan di bawah Kementerian Perdagangan RI selama 19 - 23 Oktober 2022 tersebut.
Presiden Jokowi menyampaikan melalui TEI ke-37 ini diharapkan mampu mencapai target nilai perdagangan sebesar USD 10 miliar.
Theo menyebut pengusaha sangat antusias pada kegiatan itu.
Hal itu terlihat dari penandatanganan 100 kesepakatan dagang serempak, yang terdiri atas 99 nota kesepahaman dan satu letter of intent (LoI).
Nilai kesepakatan dagang sebesar USD 1,19 miliar terdiri atas kontrak dagang pelaku usaha Indonesia dengan pembeli.
"Komoditas yang termasuk dalam kontrak dagang adalah makanan dan minuman, produk perikanan, produk kertas, minyak nabati, cangkang kelapa sawit, makanan olahan, obat-obatan, sayuran, briket. Termasuk gula aren, kopi, furnitur, produk kecantikan, rempah-rempah, dan juga produk kayu," ujar Theo. (mcr10/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul