Pengusaha Speedboat Nunukan-Tarakan Mogok Seharian

Minggu, 08 Februari 2015 – 06:28 WIB
Pengusaha Speedboat Nunukan-Tarakan Mogok Seharian. Foto: Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com - NUNUKAN – Aktivitas Pelabuhan Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung Nunukan lumpuh, akibat para pengusaha transportasi laut yang mengoperasikan speedboat rute Nunukan-Tarakan dan sebaliknya melakukan aksi mogok, Sabtu (7/2).

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Nunukan, Petrus Kanisius mengungkapkan, permasalahan yang terjadi lantaran protes atas penambahan trayek baru yang dianggap penyerobotan oleh para pengusaha speedboat.

BACA JUGA: Preman Pasar Dibonyok Belasan Pedagang

Dalam penanganannya, lanjut Petrus, kepala daerah dan instansi terkait yang menjadi tujuan rute ini dipanggil langsung Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara). Guna menyelesaikan permasalahan jadwal keberangkatan yang merupakan permasalahan inti aksi pemogokan tersebut.

“Beliau (gubernur, Red) memfasilitasi pertemuan tersebut hari Selasa (10/2) mendatang dan menghormati keputusan daerah masing-masing,” ujar Petrus dilansir Radar Nunukan (Grup JPNN.com), Minggu (8/2).

BACA JUGA: Kisah Suami Buntuti Istri Ngamar dengan Polisi Hingga Pagi

Dia menjelaskan, aksi yang dilakukan sejumlah pengusaha transportasi laut itu membuat pelayanan dihentikan sementara selama sehari. Pelayanan akan dibuka kembali pada Minggu (8/2) dan diharapkan tidak ada aksi lanjutan yang membuat terhentinya pelayanan kepada calon penumpang.

“Jadi, ini sebagai bentuk belum diselesaikannya permasalahan antara kedua belah pihak, perihal jadwal keberangkatan speedboat. Memang akan ditangani langsung provinsi dan ditunggulah keputusannya nanti,” jelasnya.

BACA JUGA: Tiga Bulan Menahan Sakit, Napi Narkoba Meninggal

“Karena hari ini (kemarin, Red) semua speedboat off, maka penumpang harus menunda keberangkatannya dulu hingga hari Minggu,” sambungnya.

Mantan Kepala Disbudparpora Nunukan ini mengatakan, tidak ada pengusaha melakukan penyerobotan tentang trayek keberangkatan Nunukan-Tarakan maupun sebaliknya. Karena, jadwal yang dilakukan salah satu pengusaha speedboat sudah sesuai izin yang dikeluarkan instansi teknis.

“Itu sudah resmi, ada rekomendasi dari Nunukan (Dishubkominfo, Red). Persoalan jadwal juga sesuai dengan kepentingan masyarakat yang memang perlu berangkat, demikian juga keperluan pemerintah daerah apabila ada panggilan kedinasan oleh provinsi Kaltara. Sehingga, bisa mengejar waktu,” tutur Petrus.

Hal itu lah yang menjadi pertimbangan dalam penetapan jadwal keberangkatan. Kebetulan, jadwal pagi tidak ada speedboat yang beroperasi, maka ditetapkanlah salah satu speedboat mengisi jadwal tersebut sesuai keputusan gubernur Kaltara beserta izin trayeknya.

Namun, setelah beroperasi beberapa pekan, jadwal keberangkatan tersebut menimbulkan gejolak antara pengusaha transportasi laut. Salah satu pemicunya, berkurang penumpang bagi pengusaha speedboat lain, akibat ada persaingan dalam menarik minat calon penumpang.

“Kedua, memang ada armada yang usia lama dan baru. Masyarakat juga kan sudah pandai memilih, sehingga lebih memilih yang baru, aman dan nyaman. Inilah yang saya imbau kepada pelaku usaha speedboat untuk melakukan peremajaan. Makanya, armada yang lama jangan dipertahankan. Akhirnya, ada masyarakat yang ingin berinvestasi di situ tidak bisa dihalangi,” pungkasnya.(*/eza/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Gantung Diri, Ini Pesan Tertulisnya untuk Istri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler