Penjarahan Mulai Marak di Lereng Merapi

Klaten Bangun Rumah Darurat, Jogja Bagi Hewan Kurban

Kamis, 18 November 2010 – 05:00 WIB

KLATEN - Rencana relokasi rumah warga yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Merapi makin mengemukaSaat ini Pemkab Klaten siap membangun rumah-rumah sementara bagi warga yang tempat tinggalnya luluh lantak setelah dihantam awan panas

BACA JUGA: BBPOM Medan Musnahkan Obat Bermasalah

"Kami sudah menyiapkan rumah darurat bagi warga yang rumahnya hancur," tutur Bupati Klaten Sunarna di Sekretariat Satlak Klaten kemarin.

Menurut dia, cepat atau lambat, korban letusan Merapi membutuhkan rumah untuk berteduh."Karena itu, pemkab mengambil langkah lebih dini dengan menyediakan rumah darurat bagi warga yang masih mengungsi
Saat ini mereka menghitung rumah yang harus dibangun

BACA JUGA: Tabung LPG 3 Kg Meledak, Tubuh A Cai Melepuh



"Selain kini kami validasi KK-nya, tentu juga jumlah rumahnya
Mudah-mudahan itu cepat terdata," ungkap dia

BACA JUGA: Novotel Terbakar, Tamu Semburat

Ditanya tentang lokasi, dia menyatakan bahwa sangat mungkin pihaknya memanfaatkan lapangan BalerantePertimbangannya, lapangan tersebut mudah dijangkauMenurut bupati, rumah sementara yang akan"dibangun itu hanyalah tempat singgah

"Tempat itu menjadi tempat berteduh mereka selama rumah mereka dibangun (direhab, Red)," ungkapnyaSoal dana untuk penyiapan rumah sementara tersebut, bupati berharap ada sharing dengan pemerintah provinsi"dan pusat"Kami harapkan berbagi," ucap dia.

Berdasar pantauan koran ini, kondisi permukiman penduduk di Desa Umbulharjo, Cangkringan, semakin memprihatinkanPemandangan hunian itu memilukan dan tidak berbentukPangukrejo adalah salah satu dusun di kawasan tersebut yang berkondisi menyedihkanJaraknya sekitar 3 kilometer dari KinahrejoTempat itu sunyiTidak ada kehidupanSesekali hanya terdengar suara angin berembus dari puncak gunung

Selain itu, ratusan rumah di Pangukrejo, termasuk di Tangkisan, Plunyon, Kalikuning, dan Telukan, hancur berkeping-kepingHanya beberapa rumah yang masih berdiriNamun, kondisi bangunan tidak lagi utuhSederet tempat penginapan yang menghadap ke jalan juga rusakTempat yang semula tampak hijau dan segar itu kini betul-betul gersangPuluhan ribu pohon berbagai jenis yang berukuran kecil, sedang, hingga besar mati serta kering

Dari Pangukrejo, bila menghadap ke barat, juga dapat dilihat secara jelas hotel-hotel yang berdiri di kawasan wisata KaliurangSebab, pohon-pohon di bukit Plawangan dan hutan Kalikuning telah robohJaraknya tidak kurang dari 2 kilometerKawasan wisata Kalikuning pun tidak luput dari amukan MerapiPohon-pohon terbakarSungai dipenuhi batu dan pasirBahkan, bungker air di Umbul Lanang dan Umbul Wadon terendam pasir setinggi 3 meter

"Sampai hari ini, tidak ada lagi air yang mengalir," terang Mulyadi, warga setempatMeski suasana senyap, beberapa penduduk bertahanNamun, mereka standby di depan Kantor Desa UmbulharjoDi tempat itu, warga ditemani dua personel Kopassus, bergantian berjaga"Kami melarang semua orang memasuki tempat tersebut, apalagi bukan warga sini (Umbulharjo, Red)," ucap seorang petugas

Di bagian lain, perkampungan di sekitar lereng Merapi kini menjadi sasaran komplotan penjarahSalah satunya adalah kawasan Balerante, Kecamatan Kemalang, yang kemarin dilaporkan didatangi belasan penjarahMereka menggunakan empat mobil untuk menguras isi rumah warga, terutama pertokoanModus operandinya, mereka berkeliaran siang dan malamBahkan, ketika dipergoki warga setempat, penjarah tersebut cenderung melawan.

Salah satu toko kelontong yang dikuras habis merupakan milik Pak JarwoIsi toko di Dukuh Bendosari, Desa Balerante, tersebut diambil tanpa sisaSalah seorang anak pemilik toko, Sukamto, mengatakan bahwa penjarahan itu dilakukan malam"Para penjarah sangat profesionalBahkan, saat kami konangi (pergoki, Red), mereka cenderung melawan," ucap Sukamto di rumahnya kemarin.

Menurut dia, penjarahan tidak hanya menimpa keluarganya, tapi juga warga lain"Mereka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan kali ini untuk menjarahTentu saja mereka leluasa bergerak karena desa kami memang masih sepiDesa kami sudah menjadi desa matiTidak ada kehidupan di sini," ucap dia.

Hewan Kurban

Pada Idul Adha 1431 H kemarin, korban Merapi akhirnya bisa menikmati hewan kurban pemberian warga Kota Jogjakarta dan sekitarnya"Itu bagian dari keinginan kami berbagi bersamaMereka (pengungsi, Red) lebih membutuhkan daging sapi ituApalagi, mereka selama ini masih kesusahan setelah letusan Merapi," ujar Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Jogjakarta Kolonel Laut (S) Aloysius Pramono di sela acara penyembelihan hewan kurban kemarin (17/11) di Lanal Jogjakarta.

Pramono mengungkapkan, berdasar pengamatan pihaknya, masih ada pengungsi di Magelang dan Klaten yang belum tersentuh bantuanUntuk mendapatkan bantuan logistik saja, mereka mengalami hambatan"Kami berpikir bahwa mereka akan sangat terbantu jika bisa merasakan kenikmatan dagingMereka juga tetap bisa merayakan Idul Adha kali ini," ujarnya.

Pemkot Jogja pun turut menyalurkan bantuan bagi korban yang mengungsi di wilayah Kota JogjaBahkan, dalam penyembelihan hewan kurban di Masjid Pangeran Diponegoro kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan gubernur DIJ menyumbangkan sapiDua pejabat tersebut memercayakan penyaluran bantuan untuk pengungsi Merapi itu kepada Pemkot Jogja

"Hewan kurban dari jamaah yang akan kami salurkan kepada pengungsi Merapi melalui tingkat kecamatan adalah tiga sapi dan sepuluh kambing," jelas Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Jogja NurudinPihaknya menyembelih delapan sapiDua di antaranya merupakan sumbangan SBYSelain itu, Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) berhasil mengumpulkan 15 kambing dari pegawai di lingkungan pemkot"Itu adalah wujud rasa syukur," ujar dia(radar jogja/jpnn/c11/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengungsi Diminta Teladani Nabi Ibrahim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler