Penjelasan Fachrul Razi soal Program Sertifikasi Penceramah, Lengkap

Selasa, 08 September 2020 – 17:07 WIB
Menag Fachrul Razi mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Jakarta, Selasa (8/9). Foto: Ricardo/JPNN.con

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menyatakan tidak ada masalah dengan program sertifikasi penceramah yang akan dilakukan kementerian yang dipimpinnya.

Dia menegaskan rencana itu sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, dan tokoh-tokoh lainnya.

BACA JUGA: Fachrul Razi Mengaku Menangis Melihat Orang Bunuh-bunuhan sambil Bertakbir

"Selama kami melakukan koordinasi umumnya didapat kesepahaman. Kalau ada satu dua yang bersifat agak sedikit menentang, kami tidak anggap mereka itu lawan atau menentang,” kata Fachrul saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Senayan, Selasa (8/9).

Purnawirawan TNI berpangkat jenderal bintang empat itu menambahkan, pihaknya akan melakukan pendekatan-pendekatan lebih jauh bila ada yang bersifat agak sedikit menentang.   

BACA JUGA: Menag Fachrul Razi Tampak Kesal Dicecar soal Radikalisme

“Pasti kami kami melakukan pendekatan-pendekatan lebih jauh. Kami ingin semua bisa menerima dengan baik karena memang tujuannya baik untuk kepentingan umat dan bangsa di masa depan,” tambah Fachrul Razi.

Ia menjelaskan penceramah bersertifikat merupakan satu kegiatan Kemenag yang telah berkoordinasi dengan MUI dengan dukungan pemateri ormas islam, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

BACA JUGA: Prof Malik Fadjar Meninggal Dunia, Fahri Hamzah Bicara Utang Budi

Kemudian, juga berkoordinasi dengan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan akademisi pakar dalam meningkatkan kompetensi individu di bidang dakwah yang berkarakter, berwawasan keagamaan mendalam dan berlandaskan pada komitmen falsafah kebangsaan. 

“Program ini terbuka dan direncanakan untuk 8.200 pendakwah dan bersifat sukarela dan dilaksanakan selama tiga hari, ini untuk Islam kami maksudkan. Untuk agama lain akan disusulkan sebulan kemudian,” kata dia.

Ia menjelaskan bahwa sertifikasi pendakwah itu akan melalui tiga agenda.

Pertama,  assesment dan development process (penilaian atas pengembangan potensi individu).

Kedua, fikih dakwah dan skill training berbingkai moderasi beragama (metodologi keislaman, keterampilan dakwah era digital, konten moderasi beragama).

Ketiga, monitoring evaluasi dan rencana tindak lanjut partisipan (pendampingan, uji efektivitas program, dan implementasi lapangan).

Menurutnya, BPIP diharapkan bisa memberikan pembekalan lebih baru tentang Empat Pilar. BNPT diharapkan bisa memberikan pembekalan tentang pergolakan yang terjadi dengan latar belakang agama di tingkat nasional maupun internasional.

“Tentu saja yang kami maksud kegiatan-kegiatan yang destruktif,” kata dia.  

Sementara, lanjut dia, Lemhanas diharapkan dapat membekali tentang Trigatra, Pancagatra, Astagatra, berkaitan meningkatkan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional.

Fachrul mengatakan dalam beberapa pertemuan terakhir, seperti malam tadi di salah satu stasiun televisi swasta nasional yang juga ada wakil dari MUI, dan perwakilan dai, kesan mereka cukup baik.

“Sudah  banyak titik temu yang didapatkan,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Fachrul kepada Komisi VIII DPR melaporkan bahwa Kemenag sejak awal tidak pernah putus berkoordinasi.

Pihaknya langsung banyak berkoordinasi kepada majelis keagamaan, terutama MUI, ormas Islam dan berbagai tokoh lainnya.

Fahcrul Razi juga mengaku pihaknya sudah mengantisipasi berbagai pertanyaan yang muncul, misalnya  apakah nanti jika ada penceramah yang tidak bersertifikat atau pada  sedang memberi ceramah diturunkan aparat keamanan karena tidak bersertifikat.

“Saya bilang itu pasti tidak akan terjadi tetapi mohon maaf kalau ada sesuatu dalam kaitan konten ceramah anda diprotes, tidak ada kaitan pasti dengan ini. Jadi, kembali (ditegaskan), tidak akan pernah ada petunjuk lanjutan kami yang boleh bercermah hanya yang punya sertifikat, tidak,” katanya.

Lebih jauh dia menuturkan dengan memberikan pembekalan ini diharapkan makin banyak penceramah agama yang bisa menyatukan dalam ceramahnya, memberikan masukan keagamaan, wawasan kebangsaan dalam satu napas.

“Alhamdulillah sejauh ini kami lihat sudah banyak kemajuan,” tegas mantan wakil panglima TNI itu. (boy/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler