Penjelasan Mayjen TNI Budiman Soal Lockdown RSDC Wisma Atlet Setelah Temuan Varian Omicron

Senin, 20 Desember 2021 – 01:02 WIB
Tangkapan layar- Koordinator Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Mayjen TNI Budiman menyampaikan konferensi pers secara daring, dipantau melalui platform Zoom Meeting dari Jakarta, Minggu (19/12/2021). (ANTARA/Laily Rahmawaty)

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan memberlakukan lockdown (isolasi, red) di lingkungan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet merupakan upaya pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron. Masa lockdown di lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran berlangsung tujuh hari, mulai 17 Desember- 23 Desember mendatang.

"Langkah ini merupakan salah satu respons pemerintah terhadap munculnya kasus Omicron dengan langsung melakukan lockdown. Beruntung kasusnya ada di RSDC Wisma Atlet, artinya sudah terisolasi," ujar Koordinator Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Mayjen TNI Budiman dalam konferensi pers secara daring yang digelar, Minggu (19/12). 

BACA JUGA: Epidemiolog: Lockdown Wisma Atlet itu Tidak Relevan

Dia menyebutkan lockdown atau isolasi dilakukan di lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Sementara di RSDC lainnya, seperti di Pademangan, Pasar Rumput, dan Nagrak, tidak diberlakukan isolasi.

BACA JUGA: Wisma Atlet Lockdown 7 Hari, Bang Saleh: Kebutuhan Logistik Harus Terpenuhi

Kegiatan isolasi di lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta dilakukan secara ketat. 

Personel yang berada di dalam tidak diperbolehkan keluar. 

BACA JUGA: Lagi, 2 Pasien Terkonfirmasi Varian Omicron

Orang yang dari luar masuk ke Wisma Atlet wajib mengikuti prosedur pengamanan, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD).

"Misalnya, dokter merawat pasien, maka harus menggunakan prosedur pengamanan dengan menggunakan APD," kata Budiman.

Pasien atau dokter yang mau keluar, harus didisinfektan dan mandi keramas, sehingga pulang ke masyarakat dalam keadaan aman. 

Menurutnya, lockdown sama dengan isolasi. 

Pemberlakuan lockdown akan dicabut dengan melihat dinamika perkembangan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan WGS yang dikerjakan oleh personel di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Hingga saat ini, total ada tiga pasien Covid-19 varian Omicron yang dirawat di RSDC Wisma Atlet, yakni Mr N seorang office boy di RSDC Wisma Atlet yang terkonfirmasi 15 Desember. 

Kemudian, inisial I dan M merupakan repatriasi pelaku perjalanan dari luar negeri (Inggris dan Amerika) yang terkonfirmasi 17 Desember 2021.

Ketiga pasien Omicron kini menjalani perawatan di Tower 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran, tanpa gejala dan kondisi mulai membaik.

Setelah terdeteksinya ketiga orang, kata Budiman, pemerintah melakukan pelacakan dengan melacak orang yang kontak erat dengan pasien Omicron tersebut. 

Terdapat 10 orang yang di-testing hasilnya positif Covid-19, namun untuk mengetahui varian Omicron atau tidak masih menunggu pemeriksaan laboratorium.

Hingga saat ini RSDC Wisma Atlet dikhususkan untuk merawat pasien terkonfirmasi dari perjalan luar negeri di Tower 5 dan perjalanan dalam negeri di Tower 6.

Budiman menyebutkan, sejak 1 minggu lalu karena diperlukan untuk karantina, maka Tower 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran digunakan untuk karantina pelaku perjalanannya dibuat pembatasan.

Lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran dilakukan lockdown pembatasan diberlakukan di Tower 4 dan 7.

"Jadi, lockdown hanya di komplek RSDC Wisma Atlet Kemayoran, itupun di luar dari Tower 4 dan 7, karena terpisah di belakang," ujar Budiman.

Dia  juga mengatakan terdapat 1.316 tenaga kesehatan yang diisolasi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, ditambah petugas pengamanan dari Kodam yang ditempatkan di tower berjumlah 412 orang. Serta sumber daya dari nonkesehatan sebanyak 354 orang, sehingga total ada 2.082 personel yang terkena kebijakan lockdown lingkungan RSDC Wisma Atlet.

Adapun untuk ketersediaan tempat tidur, Budiman mengatakan RSDC Wisma Atlet Kemayoran memiliki 7.894 kamar, dikurangi 4.700 kamar di Tower 4 dan 7. Jadi, jumlah tempat tidur yang tersedia kurang lebih 3.675 ditambah yang terisi pasien ada 217.

"Jadi, kita memiliki cukup 3.892 tempat tidur, karena 4.700 tempat tidur dipakai untuk karantina," kata Mayjen TNI Budiman. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler