jpnn.com, JAKARTA - 238 warga negara Indonesia (WNI) masih menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau, setelah dipulangkan dari wilayah endemik novel coronavirus atau 2019-nCoV di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjelaskan bahwa dua hari sebelum evakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna, ia sudah bertemu dengan sekretaris daerah Natuna, menyosialisasikan dan menerangkan di mana penempatan serta apa alasan memilih lokasi pangkalan militer di sana.
BACA JUGA: Ramai Isu Virus Corona, PA 212: Jangan Lupakan Kasus Korupsi Jiwasraya & Asabri
Ia menjelaskan, penentuan lokasi sangat dibutuhkan dalam proses observasi WNI sehat dari Wuhan tersebut. Sebab, diperlukan kedisiplinan memantaunya. Mengingat waktu yang diperlukan adalah dua minggu, sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang ditetapkan World Health Organization atau WHO.
"Karena itu kami letakkan di Natuna dan sudah kami sosialisasikan," tegas Terawan saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/2).
BACA JUGA: Soal Penolakan WNI di Natuna, Jokowi: Mereka Saudara Kita, Sehat Kok
Terawan menambahkan, sehari sebelumnya ia juga sudah bertemu dengan warga yang menggelar demonstrasi, DPRD, tokoh-tokoh masyarakat, dan menjelaskan detail.
"Memang sebagian mengerti dan sebagian belum mengerti. Saya percaya perjalanan waktu juga akan menjadi baik," katanya.
BACA JUGA: Polisi Kumpulkan Bukti Lain untuk Menjerat Pembunuh Noven Cahya Sebagai Tersangka
Saat hari H evakuasi, Terawan mengaku memantau sendiri. Ia mengaku pertama kali masuk ke dalam pesawat, untuk menyapa dan mengecek satu demi satu WNI dari Wuhan tersebut.
"Saya antar mereka masuk ke ruang observasi untuk dicek betul kesehatannya. Karena declare dari China, 238 WNI itu semuanya dinyatakan sehat, dari 245 data yang awalnya ada," jelasnya.
Menurut dia, sebanyak empat orang dari 245 mengundurkan diri atau tidak mau pulang ke Indonesia. Alasannya karena sudah merasa nyaman di Wuhan, Hubei. "Mereka menyampaikan surat pernyataan bahwa aman, dan ini supaya tidak ada syak wasangka," kata Terawan.
Sementara, kata dia, tiga orang dari 245 tidak lolos screening dari Pemerintah China. Menurut Terawan, berdasar aturan, yang sakit apa pun tidak boleh diberangkatkan. "Mau ibaratnya sakit mata itu juga tidak boleh, karena itu ketentuan dari WHO," jelasnya.
Pagi ini Terawan mengaku mendapatkan informasi via WhatsApp maupun video dari Natuna.
"Saya melihat mereka (238 WNI) berolahraga bersama, makan bersama. Situasinya terlihat menyenangkan," ujar Terawan.
Ia menjelaskan, Kemenkes, TNI, masyarakat sipil berkolaborasi dan semuanya ikut senam serta makan bersama. "Itu menunjukkan mereka sehat. Mudah-mudahan mereka betah selama 14 hari karena itu pangkalan militer bisa menjaga disiplin mereka. Tidak ada tempat lain lebih baik," katanya. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy