jpnn.com, MAKASSAR - Promotor dokter Terawan Agus Putranto SpRad(K), Prof dr Irawan Yusuf PhD, mengungkapkan, tidak ada masalah dalam metode pengobatan yang dilakukan Kepala RSPAD Jakarta itu. Bahkan, sebelumnya sudah diujicobakan ke ratusan orang.
Menurut Irawan, metode Digital Subtraction Angiography (DSA) atau Cuci Otak bukan hal baru. Namun, ada inovasi yang dilakukan Dokter Terawan dan membawa banyak manfaat bagi penderita stroke.
BACA JUGA: 3 Parameter, Metode Cuci Otak Dokter Terawan Aman
Inovasi yang dilakukan Terawan dengan menginjeksikan Heparin kepada pasien. Itulah yang membuat peredaran darah yang tersumbat menjadi aliran lancar.
"Yang orang tahu, DSA itu hanya untuk diagnosis. Terawan bisa mengubah DSA dari diagnosis menjadi terapi dengan menginjeksikan heparin kepada pasien," jelasnya.
BACA JUGA: Dokter Terawan Akan Melatih Cuci Otak di Jerman
Menurut Irawan, seorang dokter memang harus berani berinovasi untuk menjadi maju. Namun perlu adanya riset agar inovasi tersebut betul-betul teruji. Menurut Irawan, Terawan telah melalui riset yang cukup lama.
Mengenai permasalahan pemecatan Terawan perihal kode etik, Irawan belum mengetahui secara jelas penyebab pemecatan tersebut.
BACA JUGA: Cerita Prabowo Sanggup Pidato 5 Jam Berkat Dokter Terawan
"Saya tidak tahu persis kode etik apa yang dia (Terawan, Red) langgar," imbuhnya. (ind-cha-rdi/rif-zuk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkes Siap Mediasi IDI dan Dokter Terawan
Redaktur & Reporter : Soetomo