jpnn.com - JAKARTA – - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dartanto menyampaikan penjelasan terbaru terkait polemik gelar doktor Bahlil Lahadalia.
Teguh Dartanto mengatakan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah menerbitkan ulang artikelnya di jurnal lain sebagai syarat kelulusan pendidikan doktoralnya.
BACA JUGA: Simak, Bahlil Buka-bukaan Soal Golkar Dapat Jatah 8 Menteri
Teguh Dartanto, yang juga merupakan co-promotor disertasi tersebut, menyatakan bahwa polemik terkait artikel kelulusan Bahlil yang diterbitkan di jurnal predator sudah diselesaikan oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI sejak April lalu.
Sebelumnya, Bahlil sudah mengirimkan tulisannya ke dua jurnal yang terdaftar di indeks Scopus, yakni Migration Letters dan Kurdish Studies.
BACA JUGA: Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Buka Suara soal Polemik Disertasi Bahlil
Namun, kedua jurnal tersebut sudah berstatus discontinued sehingga menjadi jurnal predator (jurnal yang menerbitkan karya penulis tanpa melalui peninjauan) saat artikelnya diterbitkan pada Juli 2024.
Bahlil kemudian diwajibkan untuk menyusun artikel baru di jurnal yang lebih bereputasi, seperti Elsevier, Taylor & Francis, Springer, Sage, serta Wiley & Son.
BACA JUGA: Perihal Disertasi Bahlil, Prof Iswandi: Secara Prosedur Pasti Sudah Lewati Tahapan Ujian
“Bahlil harus menulis ulang di jurnal lain untuk syarat kelulusan. Tidak benar bahwa Bahlil lulus dengan jurnal predator," kata Teguh dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (22/10).
Bahlil pun kini telah memenuhi syarat kelulusan dengan menerbitkan tulisannya dalam tiga jurnal.
Ketiga jurnal tersebut adalah Journal of ASEAN Studies yang terdaftar dalam indeks Scopus, Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan yang terakreditasi SINTA (Science and Technology Index) 2, serta Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen yang juga terakreditasi SINTA 2.
Teguh menyatakan bahwa ia yang menyarankan Bahlil untuk menempuh S3 jalur riset di SKSG UI, bukan mengambil S3 di FEB UI karena di semester pertama ada kuliah terstruktur di hari kerja yang kemungkinan sulit dihadiri Bahlil karena tugasnya sebagai menteri.
Bahlil pun telah memenuhi syarat untuk mendaftar S3 di SKSG UI karena telah lulus Magister Ilmu Ekonomi dari Universitas Cenderawasih (Uncen) pada 2009, seperti yang tertera dalam ijazahnya pada sistem SKSG UI.
“Bahlil juga telah menempuh 4 semester (dalam pendidikan S3-nya), sesuai dengan Peraturan Rektor No. 26/2022, sehingga layak untuk maju ke tahap promosi," ujar Teguh.
Bahlil pun lulus meraih gelar S3 Doktor Bidang Kajian Stratejik dan Global di Universitas Indonesia (UI) dengan predikat cumlaude pada 16 Oktober lalu.
Sementara terkait polemik prlagiarisme pada disertasi Bahlil yang dianggap memiliki kesamaan mencapai 95 persen dengan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan aplikasi cek plagiarisme Turnitin, pihak universitas menyatakan bahwa hal tersebut adalah kesalahan dalam sistem mereka.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Maila Dinia Husni Rahiem menyatakan bahwa seorang mahasiswa doktoral sekaligus dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memeriksa keaslian disertasi Bahlil melalui akun Turnitin kampus dan mendapatkan hasil kesamaan sebesar 13 persen.
Namun, dokumen tersebut tidak segera dihapus dan tersimpan dalam repository Turnitin kampus.
Saat pemeriksaan ulang, sistem mendeteksi kesamaan hingga 100 persen karena dokumen tersebut sudah terekam dalam database Turnitin sebagai dokumen resmi.
“Kondisi ini memunculkan kesan yang salah bahwa Menteri Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” imbuh Maila. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu