jpnn.com, SIDOARJO - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di kawasan Taman Pinang, Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku harus membayar iuran untuk kebersihan dan keamanan di tempatnya berdagang.
Namun, mereka tak keberatan atas pembayaran itu karena nominalnya yang tidak cukup besar.
BACA JUGA: Peristiwa Ini Terjadi di Bandung, Terekam CCTV, Ngeri
"Sejauh ini saya tidak merasa keberatan, walaupun memang kami tidak mengetahui legal atau ilegalnya," ujar seorang pedagang, Iwan (25), Senin (14/6).
Pria yang sehari-hari berjualan cilok itu mengatakan bahwa dirinya harus membayar Rp4 ribu setiap harinya. "Buat keamanan dan kebersihan," kata dia.
BACA JUGA: Jokowi Laporkan Adanya Pungutan Liar, ke Mana Satgas Saber Pungli?
Alasan adanya penarikan iuran itu, kata Iwan, untuk mengantisipasi timbulnya keributan antarpedagang atau dari pihak pembeli.
"Dulu ceritanya sempat ada yang ribut karena kurangnya keamanan di sini akhirnya diadakan iuran itu," ucap dia.
Rupanya hal itu dirasakan oleh Iwan dan sejumlah pedagang lainnya. Selama ini tidak ada keributan selain penertiban dari Satpol PP.
"Dengan adanya tarikan keamanan memang sangat berpengaruh," kata dia.
Meski para pedagang tidak tahu dana iuran itu mengalir ke mana, mereka enggan mempermasalahkannya. Yang terpenting dagangan yang dijual laku dan bisa berjualan dengan tenang.
"Kami sama-sama tahu dan saling menyadari, kalau enggak ada tarikan kebersihan tempat kami berjualan juga pasti kotor. Kalau enggak ada tarikan keamanan juga para pedagang waswas jika ada keributan," kata Iwan. (mcr12/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Arry Saputra