Penjual Tiongkok di E-Commerce Ancaman Bagi UMKM Lokal

Jumat, 19 Februari 2021 – 22:44 WIB
Teten Masuki. Foto: dok/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Tindakan tegas Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki memanggil e-commerce Shopee terkait barang murah dari Tiongkok, menuai dukungan.

Hal tersebut terkait perlindungan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang harus dijalankan secara maksimal.

BACA JUGA: Pandemi Memaksa Pelaku UMKM Mengubah Strategi Agar Bisa Bertahan di Era New Normal

Pemanggilan tersebut bermula dari ramainya tagar #SellerAsingBunuhUMKM di media sosial. Menyangkut nama Mr. Hu yang disebut-sebut sebagai importir asing yang berjualan di marketplace Shopee.

Warganet sudah sejak lama dibuat penasaran dengan sosok Mr. Hu, sebab setiap membeli barang dari Tiongkok, nama pengirim dan alamat selalu sama. 

BACA JUGA: Kegiatan UMKM Alami Penurunan, tetapi Masih Ada Optimisme untuk Pemulihan

Masalah besarnya adalah dia kerap memasang harga yang terlampau murah sehingga diyakini dapat membunuh UMKM Indonesia. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memandang lancarnya arus barang impor dari Tiongkok, melalui Shopee akibat regulasi impor yang terlalu lama. Ia mengingatkan agar porsi impor barang di platform e-Commerce itu diatur oleh pemerintah. 

BACA JUGA: Hasil Survei BRI Micro & SME Index, Para Pelaku UMKM Tetap Optimistis

“Misalnya keluarkan dong regulasi maksimal 30 persen barang impor by country origin di e-Commerce. Tetapi tidak pernah ada regulasi yang tegas,” kata Bhima, kepada media, Jumat (19/2).

Di satu sisi pemerintah ingin mendorong UMKM masuk platform digital. Sementara di sisi lain persaingan dengan barang impornya dibebaskan. Hal tersebut akan membuat UMKM lokal ngos-ngosan.

“Cepat atau lambat barang impor yang sudah dominan di platform e-Commerce makin diberi ruang. Kalau dulu orang impor prosesnya susah sekarang tinggal duduk manis. Barang dari China door to door sampai di depan pintu konsumen Indonesia,” ujar Bhima.

Peneliti INDEF, Nailul Huda, menilai pasar domestik Indonesia sangat menarik bagi tiap pelaku e-Commerce.

Dengan pertumbuhan kelas menengah, generasi gadget yang sangat pesat dan haus akan diskon produk ditangkap oleh produsen Tiongkok untuk menjual produknya langsung ke konsumen di Indonesia. 

Efek negatifnya, ada ketidakseimbangan persaingan antara produsen di Tiongkok yang sudah besar dan efisien dengan pelaku UMKM di tanah air.

Praktik ini lama kelamaan akan menggerus pangsa pasar UMKM lokal yang sangat rendah. UMKM tidak dapat lagi bersaing. Akibatnya banyak UMKM yang tidak turun menjual ke platform e-Commerce. 

”Di saat sudah tidak ada lagi pesaing lokal, harganya lama kelamaan bisa naik dan membebankan ke konsumen. Praktik ini termasuk praktik tidak sehat,” tegasnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler