Penjualan Mobil RI Paling Menyedihkan, Ini Datanya

Sabtu, 01 Agustus 2015 – 06:32 WIB
Foto ilustrasi.dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Penjualan kendaraan roda empat di kawasan Asia Tenggara periode Januari-Juni 2015 hanya 1,48 juta unit, turun 7,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Dari data Asean Automotive Federation (AAF) itu, Indonesia mengalami penurunan penjualan paling tajam.

Menurut AAF, penjualan mobil di Indonesia semester pertama tahun ini mencapai 525.458 unit, anjlok 18,2 persen dibanding semester pertama 2014 yang sebanyak 642.110 unit. Pangsa pasar otomotif Indonesia di Asean juga turun menjadi 35,45 persen dari sebelumnya 40 persen.

BACA JUGA: Ini Kabar Gembira bagi Para Guru

"Tapi Indonesia masih menjadi pasar otomotif terbesar di Asean," ujar Ketua II Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi kemarin (31/7).

Rival terdekat Indonesia, Thailand, juga mengalami penurunan penjualan di dalam negerinya. Penjualan mobil di Thailand turun 16,3 persen setelah hanya berhasil menjual mobil sebanyak 369.109 unit.

BACA JUGA: Pelabuhan Rugi Puluhan Miliar, RJ Lino Diminta Tanggung Jawab

Akibatnya, pangsa pasar otomotif Negeri Gajah Putih terkoreksi menjadi 24,9 persen dari sebelumnya 27,4 persen pada semester I 2014. Meski begitu, industri otomotif Thailand lega karena produksinya 60-70 persen di ekspor.

Dengan hasil yang dicapai sepanjang enam bulan pertama tahun ini, Gaikindo memprediksi penjualan mobil di dalam negeri hingga akhir tahun nanti ada di kisaran satu juta unit hingga 1,05 juta unit.

BACA JUGA: Sikap Menteri Rini Dipertanyakan

"Kalau lihat Januari dan Februari pasar agak tinggi tapi setelah itu pasar mengalami stagnasi, Mei dan Juni pasar tidak beranjak di kisaran 79.000 sampai 80.000 unit. Sementara bulan Juli banyak hari libur," terangnya.

Bahkan menurutnya, dengan kondisi ekonomi seperti saat ini total penjualan per bulan hingga akhir tahun hanya akan di kisaran 80.000 unit per bulan. Apa lagi kondisi ekonomi global seperti ketidakstabilan ekonomi di Yunani dan Tiongkok bisa berdampak negatif pada kondisi ekonomi di dalam negeri.

"Kita lihat terus terang market masih berat. Pemerintah perlu aktif mendongkrak daya beli masyarakat," tukasnya.

Meski demikian, lanjut dia, melihat rekam jejak fluktuatif kondisi ekonomi di Tanah Air yang berdampak pada penjualan mobil, penurunan penjualan tahun ini tidak akan berlangsung lama. Apa lagi pendapatan per kapita Indonesia juga menunjukkan tren yang terus menanjak. "Kami yakin industri otomotif masih bisa hidup meskipun saat ini kondisinya sulit," paparnya.

Di sisi lain penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa menjadi potensi pasar yang besar. Sedangkan Indonesia saat ini baru mencapai tahap pertama pra motorisasi dengan perbandingan jumlah mobil yang beredar 0-50 unit per 1.000 orang.

"Dengan GDP (gross domestic product) yang terus tumbuh dan populasi yang sangat besar, kita yakin tahun 2020 pasar otomotif mencapai dua juta unit," jelasnya. (wir/tia)

Penjualan Mobil Semester I Asean
Negara Volume (+/-)
Indonesia 642.110 unit -18,2 %
Thailand 369.109 unit -16,3 %
Brunei Darusallam 7.884 unit -12,3 %
Malaysia 322.184 unit -3,3 %
Filipina 131.465 unit 20,7 %
Vietnam 91.690 unit 66,8 %
Singapura 34.087 unit 72,2 %
Sumber : AAFean Automotive Federation (AAF)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menperin Dorong Peningkatan Ekspor Alas Kaki


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler