jpnn.com - BAGI penjual mobil seken, kehadiran mobil murah ramah lingkungan (LCGC) cukup membuat jantung dag dig dug. Pasalnya, harga mobil LCGC yang berkisar Rp 70-100 juta menyamai harga mobil seken segmen menengah kebawah. Apalagi, mobil seken pasti lebih boros bahan bakar.
Direktur PT Serasi Auto Raya (Mobil88), Jefri Sirait mengatakan, kehadiran mobil LCGC yang harganya murah tentu akan berdampak terhadap penjualan mobil seken yang harganya sama. Saat ini dia menilai belum bisa dirasakan dampaknya karena sebagian besar mobil LCGC belum diproduksi.”Tapi kalau LCGC mulai dijual pasar mobil bekas bisa turun 5-10 persen,” ujarnya kemarin (28/9).
BACA JUGA: KAI Impor Kereta Eks Jepang
Hal itu tentu saja akan cukup merepotkan para penjual mobil bekas karena harus bersaing dengan diler resmi APM (agen pemegang merek) yang menjual mobil baru, LCGC. Mengenai dampaknya, dia mengaku belum bisa mengukur secara pasti.
BACA JUGA: IPO Online Terbesar
”Tapi pasar mobil bekas itu sekitar tiga juta unit per tahun. Perhitungan itu berdasar asumsi populasi mobil di Indonesia 11 juta unit,” sebutnya.
Dia mencontohkan kasus yang sama ketika duo Toyota Avanza-Daihatsu Xenia diluncurkan pada 2004 silam. Kala itu, permintaan terhadap mobil bekas Kijang yangs ebelum sangat laris langsung menurun cukup tajam. Bahkan penjual mobil Kijang bekas terpaksa memangkas harga.
BACA JUGA: Empat Perusahaan Akan IPO
”Meski begitu kontraksi itu tidak akan lama, saya prediksi dampaknya sekitar 4-6 bulan,” lanjutnya.
Agung Kurniawan, Manager Pemasaran diler mobil bekas Bahana Motor, mengatakan masyarakat saat ini sepertinya cenderung menahan diri untuk membeli mobil bekas yang harganya dibawah Rp 100 jutaan. Pasalnya, iming-iming mobil LCGC dengan harga yang sama sangat menggiurkan.
”Mungkin mereka berfikir dengan uang dibawah Rp 100 juta bisa dapat mobil baru ngapain beli mobil bekas,” ketusnya.
Dia menilai kebanyakan mayarakat ingin mencoba sesuatu yang baru padahal dari segi kualitas, mobil baru tersebut belum teruji. Bahkan, menuru Agung, beberapa teman sesama penjual mobil bekas ada yang rugi karena sulit menjual mobil ke konsumen.
Oleh karena itu, dia mengaku mencoba bertahan dengan keadaan.”Sementara saya mengerem untuk beli mobil, daripada nggak laku-laku,” ungkapnya.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indoensia (Gaikindo), Johnny Darmawan menilai mobil bekas tidak akan tergeser oleh LCGC. Pasalnya, pembeli mobil bekas masih mempertimbangkan merek tertentu dalam membeli mobil,”Contohnya, orang niat beli BMW, tapi kalau baru uangnya kurang, sementara beli LCGC gengsi, jadi pilihannya tetap beli BMW tapi yang bekas,” lanjutnya.
Dia menambahkan, tidak ada mobil murah pun pasar mobil bekas gampang goyang. Apalagi jika banyak APM yang memberikan diskon besar-besaran untuk pembelian mobil yang baru dirilis.
Bisa dipastikan mobil bekas, apalagi dengan merek yang sama tapi lebih kuno akan turun penjualannya.”Jadi menurut saya mobil bekas tetap tidak tergoyahkan dengan kehadiran LCGC,” jelasnya. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Autovision Luncurkan Produk Ramah Lingkungan
Redaktur : Tim Redaksi