jpnn.com - jpnn.com - Imam Kusno merupakan pensiun guru Pegawai Negeri Sipil (PNS)). Kini, dia sukses bertani cabai.
Hasilnya bahkan melebihi gajinya sebagai abdi negara. Berikut kisahnya.
BACA JUGA: Junaedy, Anggota TNI Ini Bisa Hasilkan Miliaran Rupiah
JOKO HARDYONO, Pangkalan Bun
Sudah 4 tahun ini Imam bergelut dengan tanaman cabai lokal. Dia menanam komoditas yang kini harganya selangit itu di atas tanah seluas sekitar 1 hektare di Desa Natai Raya, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng.
BACA JUGA: Cabai Rawit Disasar Maling, Petani Tidur di Kebun
Dalam satu tahun, Imam mengaku bisa meraih untung hingga Rp 100 juta dengan masa 2 kali panen.
Itu dilakoninya sendiri tanpa dibantu petani lainnya. Harga cabai yang kian mahal membuat penghasilannya bertambah.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Sempat Turun tapi Cuma Sebentar
Harga cabai saat ini sekitar Rp 150 ribu per kilogram.
”Lahan yang kita tanami ini hanya seperempat hektare," ujar Imam saat dikunjungi di kebun cabai miliknya, beberapa hari lalu.
Menurut Imam, bertani cabai seperti merawat bayi. Harus tekun dan tidak boleh dibiarkan begitu saja.
Ketika dipanen, para pedagang yang datang mengambil cabai ke rumahnya. Dia menjual dengan harga Rp 125 ribu per kilogram.
”Tergantung kualitas bibitnya, biasanya harga normal dulu sebelum naik Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogramnya," ujarnya.
Imam menuturkan, penyebab harga cabai naik di pasaran adalah cuaca yang tidak menentu.
Hal itu menyebabkan beberapa penyakit cabai, seperti jamur, hama, dan lainnya mudah menyerang.
Hal yang ditakutkan petani cabai adalah apabila hujan siang hari karena Jamur akan bermunculan. Karena itu, setelah hujan tanaman cabai harus disemprot.
”Menentukan berhasil atau tidak itu kan cuaca. Lebih baik musim kemarau sekalian lebih bagus. Dampaknya cuaca seperti ini, jamur yang banyak, patek juga banyak. Makanya dua kali sehari disemprot tidak menutupi gagal panen," katanya.
Sementara itu, Kasi Produksi Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Kobar Legiman mengatakan, petani cabai di Kobar paling banyak berada di Kecamatan Pangkalan Lada dan Arut Selatan. Cabai lokal di Kobar sudah bisa memenuhi kebutuhan pasar.
”Sebagian dipasok dari jawa, sekarang ini rata-rata cabai di pasaran sudah disuplai petani lokal dan kualitasnya juga bagus," tandasnya. (***/ign)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Cabai Mahal, Petani Malah Rugi
Redaktur & Reporter : Soetomo