jpnn.com, JAKARTA - Sudah dua tahun Indonesia menerapkan pembelajaran jarak jauh. Maka, kemampuan literasi di era digital diharapkan bisa dimiliki para orang tua, sebagai figur pendidik untuk anak, agar bisa beradaptasi menggunakan internet dengan bijak dan sehat.
Hal itulah yang menjadi bahasan dalam webinar bertema "Ngobrol Bareng Legislator" yang digelar Rabu (18/5) dengan tiga pemateri dari berbagai bidang.
BACA JUGA: Kominfo Sebut TV Digital Punya Kualitas Bagus dan Tidak Berbayar
Pada era digital seperti saat ini, banyak informasi yang dapat diperoleh dengan mudah. Tidak hanya fakta yang bisa diterima, tetapi, juga narasi yang menyesatkan, sehingga banyak penyebaran informasi bohong atau hoaks.
Jika hal ini diterima secara terus menurus, baik secara langsung ataupun tidak langsung, maka sangat berpotensi menimbulkan perpecahan.
BACA JUGA: Karyawan JNE Curiga dengan Paket yang Dikirim Seorang Pemuda, Terungkap
Dava Akbarshah F. Laksono, pemateri yang juga merupakan anggota Komisi I DPR RI mengatakan pemerintah berkerja untuk membangun jaringan se-Indonesia untuk segala kalangan, baik tenaga didik, UMKM, hingga masyarakat umum.
"Upaya ini tidak dapat memberikan dampak yang optimal, jika tidak dibarengi dan memiliki literasi digital. Maka, langkah DPR untuk meminimalisir konten yang kurang baik dengan menerbitkan dan mengusulkan undang-undang (UU) terkait konten digital yang menyesatkan," ujarnya.
BACA JUGA: Buronan yang Paling Dicari Polisi Akhirnya Ditangkap
Selain itu, juga dengan membuat forum pertemuan bersama masyarakat agar dapat menyesuaikan dan membiasakan diri dengan literasi digital sebagai upaya percepatan infrastruktur teknologi di berbagai institusi pendidikan.
Dengan langkah ini, menunjukan bahwa peran DPR RI terkait isu mengenai konten negatif di platform digital yang mengandung SARA sangat besar.
Dava juga berharap, pemerintah dapat meningkatkan infrastruktur teknologi informasi dan komputer (TIK).
Sementara itu, pemateri lainnya, Semuel Abrijani Pengerapan yang juga Dirjen APTIKA Kominfo mengatakan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak, produktif, dan menggunakannya dengan tepat.
"Dari skala lima, tingkat literasi digital di Indonesia berada di tingkat 3,49 yang masih dikategorikan sedang," ujarnya.
Kominfo bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia bergerak untuk memberikan pelatihan digital yang menjadi tingkat dasar bagi seluruh seluruh lapisan masyarakat.
Pelatihan ini meliputi kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan juga pemahaman digital. Program ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di Indonesia.
Rektor IBI Haswan Yunas yang juga menjadi pemateri dalam webinar ini memaparkan beberapa manfaat literasi digital.
Dia menyebutkan mengenai pentingnya literasi digital untuk meningkatkan kemampuan individu dalam berpikir, membaca, serta memahami informasi yang akan diperoleh.
"Literasi digital juga dapat membantu merangkai kalimat untuk menulis informasi," katanya.
Sebagai tebagai tenaga didik, kata Haswan, diharapkan dapat menanamkan kepada peserta didik untuk memilki literasi digital, sehingga peserta didik dapat belajar mandiri, menguasai bidangnya dengan menggunakan perangkat digital.
Dengan memiliki literasi digital yang baik, peserta didik dapat melakukan kreativitas sesuai dengan ide dan metode yang ia peroleh dari teknologi digital.
"Literasi digital jika terus kita tingkatkan dapat mengurangi adanya disinformasi dan menyebaran hoax di Indonesia. Bersama dengan DPR RI, Kominfo, dan juga tenaga pendidik di Indonesia mari kita berusaha agar literasi di Indonesia lebih meningkat ke jenjang lebih baik," katanya. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Tampang Oknum TNI yang Ditangkap Polisi, Kolonel Antonius: Dia Sudah jadi Tersangka
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti