jpnn.com, JAKARTA - Tingkat literasi keuangan yang minim selain bisa menyebabkan perhitungan bisnis yang kurang baik, seringkali juga berdampak buruk pada kondisi keuangan pribadi.
Hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan wawasan yang bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang berhubungan dengan aspek keuangan.
BACA JUGA: Begini Cara Akulaku Lakukan Mitigasi dari Dampak Pandemi
Salah satu hal yang dapat dilihat pada hasil SNLIK (Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan) 2019 yang dilakukan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah, masyarakat Indonesia pada umumnya belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang, terutama bagi yang ingin memulai bisnis sendiri dan juga terhindar dari masalah keuangan.
BACA JUGA: Bantu UMKM, Akulaku Finance Lakukan Restrukturisasi Pinjaman
“Untuk menjalankan bisnis sendiri, baik kecil maupun besar pastinya membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik agar dapat tercipta bisnis yang berkelanjutan,” ujar pengusaha muda pendiri Masalalu Cafe Ali Harahap dalam acara Webinar Literasi Keuangan & Wirausaha 'Memulai Bisnis di Masa Pandemi', Jumat (25/9) yang merupakan hasil kerja sama antara Akulaku Finance Indonesia dan Universitas Tarumanagara.
Menurut Ali menjadi pengusaha yang memulai bisnis dari nol sangatlah tidak mudah. Jatuh bangun dalam mengembangkan usaha pasti akan sangat terasa di awal memulai usaha.
BACA JUGA: Ani dan Bangun Elbayan Terbantu Dapat Keringanan Cicilan dari Akulaku Finance
Di situlah Ali menegaskan, untuk meningkatkan keberhasilan usaha, pengusaha harus mengembangkan mental dan kemampuan pribadi, selain itu tentu harus juga diiringi dengan perencanaan keuangan yang matang.
“Di awal membangun usaha kan sudah bentuk tim. Di situ kita harus sudah mikir untuk bisa membayar gaji karyawan. Di situlah pentingnya financial planning untuk jaga cash flow. Selama dua tahun aku push diri sendiri untuk kerja lebih keras buat dapetin untung supaya bisa bayar gaji karyawan,” tambahnya.
Menurut Ali, akan sangat berbahaya bagi pemilik usaha jika tidak pandai mengatur keuangan. Terlebih lagi jika menggabungkan pendapatan pribadi dan bisnis.
Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan, dengan memiliki pemahaman literasi keuangan yang baik maka kita bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan.
“Pengertian dari literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku individu untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Aspek ini yang harus kita tingkatkan sebelum mulai mengambil keputusan yang bisa memengaruhi kondisi keuangan,” tutur Wildan.
Wildan menambahkan, pemahaman literasi keuangan bisa ditingkatkan dengan cara membaca artikel mengenai literasi keuangan pada sumber berita atau artikel terpercaya.
Salah satu sumber informasi terlengkap mengenai literasi keuangan adalah situs edukasi milik OJK, yakni www.sikapiuangmu.ojk.go.id.
Selain itu, platform media sosial juga bisa menjadi sumber literasi keuangan yang baik bila kita mengikuti akun media sosial dari para ahli perencanaan keuangan yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik.
Di masa pandemi ini, kebiasaan masyarakat dipaksa berubah drastis, masyarakat merubah kebiasaannya dari yang berbelanja langsung di swalayan atau pasar, kini dipaksa untuk terbiasa dengan berbelanja daring.
Dari yang terbiasa membayar secara tunai, saat ini sudah membiasakan diri untuk membayar secara non-tunai atau memanfaatkan pembayaran secara digital.
Ternyata, perubahan kebiasaan ini membawa peluang usaha yang menarik bagi para merchant e-commerce, salah satunya adalah merchant di Akulaku Silvrr Indonesia, yang merupakan lini bisnis e-commerce marketplace di bawah Akulaku Group.
“Walaupun keadaan saat ini cukup menantang, kami percaya peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa pandemi itu masih ada. Perlu diingat kembali, sebelum mulai mengambil keputusan penting yang bisa berpengaruh pada kondisi keuangan, masyarakat perlu membekali diri dengan wawasan tentang literasi keuangan dan mengelola risiko dengan baik,” tandas Wildan.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy