Pentingnya Peran Media Untuk Mengedukasi Masyarakat Soal Penyakit Kusta

Jumat, 18 November 2022 – 23:44 WIB
Communicatons Officer NLR Indonesia Paulan Aji Brata, dalam media gathering secara virtual dengan topik "Kusta dalam Berita".Foto: Tangkapan layar Zoom

jpnn.com - Peran media sangat dibutuhkan untuk mengatasi hoaks, mitos, dan stigma tentang penyakit kusta.

Media, pers mahasiswa, jurnalis warga dapat memainkan peran penanggulangan kusta di Indonesia yang masih berperingkat ketiga dunia setelah India dan Brazil.

BACA JUGA: Masih Ada Kusta di DKI, Utusan WHO Temui Anies

Communicatons Officer NLR Indonesia Paulan Aji Brata mengatakan menyampaikan peran media sangat penting sebagai penyalur informasi yang valid.

“Media diharapkan mampu menuangkan informasi yang valid dan inklusif dengan kaidah jurnalistik tanpa mengesampingkan risiko terjadinya stigma dan diskirimasi pada kusta yang berujung pada masalah kesejahteraan emosional, psikologis hingga sosial," ujar Paulan dalam media gathering denan topik “Kusta dalam berita”, Jumat (18/11).

BACA JUGA: Hati-hati, di Wilayah Ini ada Wabah Kusta

Menurut Paulan, kusta dalam berita yang valid dapat membantu mengedukasi masyarakat sehingga cita-cita bersama untuk eliminasi kusta di Indonesia dapat terwujud.

Lebih lanjut, ketika menulis berita kesehatan harus diperhatikan istilah yang ada dalam issue dan mampu mengemas berita dengan penjelasan yang sederhana sehingga mudah dimengerti masyarakat.

BACA JUGA: Penyintas Kusta di Pontianak Ciptakan Produk Ecoprint, Sandiaga Uno: Menolak Untuk Menyerah

Selain itu, tidak menakut-nakuti dan membuat OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta) dapat terstigma. Artinya, pemberitaan kusta dari sisi positif dapat dijadikan acuan.

"Melalui forum ini kami dapat menyebarkan dan bisa mengedepankan pemberitaan kusta melalui jurnalisme positif. Bagaimana menumbuhkan empati hingga berita kusta dapat terakumulasi menjadi pemberitaan yang mendidik dan mengikis stigma di masyarakat," kata Paulan.

Selanjutnya, beberapa perubahan terminologi yang perlu diperhatikan dalam pemberitaan, seperti kata cacat diubah menjadi disabilitas, penderita kusta menjadi pasien kusta dan ex kusta menjadi OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta).

"Diharapkan media dapat berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi yang benar seputar kusta sehingga masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan, sosial dan budaya termotivasi untuk terlibat aktif dalam penanganan kusta di Indonesia," tegas Paulan.(mcr28/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler