jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu (RJB) Silvia D Soembarto membuat surat terbuka. Surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu berisi saran, masukan sekaligus kritik atas cara pemerintah menanggulangi dampak pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19).
Silvia mengatakan, wabah corona sangat berdampak pada rakyat kecil. “Sebagai anak bangsa yang peduli, saya juga ikut merasakan dampaknya dan sangat prihatin terhadap keadaan yang terjadi,” tulis Silvia mengawali suratnya.
BACA JUGA: Prabowo Jadi Menteri, Mbak Silvia & RJB Bakal Terus Bergerak demi Jokowi
Namun, Silvia justru mengeluhkan tentang dirinya yang saat ini disalahkan oleh pendukung Jokowi di akar rumput. Sebab, banyak pendukung Jokowi di bawah tak tersentuh bantuan dari pemerintah.
“Saya diminta bantuan, saya dipersalahkan, saya dihujat, saya dianggap tidak peduli mereka, saya dianggap mementingkan diri sendiri, saya dianggap hanya peduli jabatan,” tutur Silvia.
BACA JUGA: Ikhtiar Volunter Pendukung Jokowi Perangi Corona Lewat Kampung Siaga COVID-19
Politikus berlatar belakang praktisi hukum itu menuturkan, dirinya tak pernah meminta jabatan. Namun, dia mengharapkan Jokowi membuat kebijakan yang tepat dalam membantu rakyat kecil terdampak pandemi corona.
Menurut Silvia, kebijakan Jokowi tentang pemberian bantuan justru di lapangan banyak yang tidak tepat sasaran. Penyebabnya adalah persoalan data.
BACA JUGA: Peran Publik Makin Nyata, Jumlah Sukarelawan di Perang Lawan Corona Sebegini Banyaknya
“Data lama digunakan kembali. Orang yang sudah meninggal dunia dapat, pejabat sekelas DPRD dapat, orang bermobil dan rumah mewah dapat,” tegasnya.
Silvia menegaskan, anak buah Jokowi di pemerintahan justru tak becus dalam bekerja. “Karena orang bapak di bawah tidak bekerja dengan benar dan tidak check dan recheck data tersebut,” tulisnya.
Menurut Silvia, kuncinya adalah pada data. “Data, Pak. Sekali lagi saya mohon, perhatikan mereka,” ujarnya.(ara/jpnn)
Berikut surat terbuka dari Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu (RJB) Silvia D Soembarto:
Pak Presiden Jokowi yang saya hormati,
Wabah Corona ini berdampak teramat sangat melukai anak bangsa.
Sebagai anak bangsa yang peduli, saya juga ikut merasakan dampaknya dan sangat prihatin terhadap keadaan yang terjadi.
Sebagai Ketua Umum RJB (Relawan Jokowi Bersatu) yang sekarang berganti nama menjadi RJB Indonesia, saya ikut merasakan dampaknya sebagaimana Bapak sebagai presiden dan pemerintahan, tetapi mungkin dalam skala kecil yaitu, orang-orang yang telah memilih bapak, yang telah saya rangkul di 21 provinsi.
Saya diminta bantuan, saya dipersalahkan, saya dihujat, saya dianggap tidak peduli mereka, saya dianggap mementingkan diri sendiri, saya dianggap hanya peduli jabatan. Padahal selama ini, saya kebanyakan menggunakan dana pribadi saya untuk melanjutkan cita-cita RJB merangkul anak bangsa.
Saya dan kawan-kawan pengurus RJB di seluruh Nusantara berusaha maksimal dengan segenap kemampuan dan dengan keterbatasan kami membantu. Bagaimana saya bisa memberikan bantuan yang adil, Pak?
Sekian ratusan ribu bahkan juta kader RJB di pelosok Nusantara yang telah memilih bapak. Bahkan banyak yang bukan kader RJB juga menghubungi saya karena saya dianggap ketua umum sukarelawan bapak.
Sedih, Pak, tetapi amanah sebagai ketua Umum tetap saya pegang dan jaga baik-baik karena itu sudah menjadi kewajiban saya dan tanggung jawab saya serta risiko yang mesti saya tanggung.
Saya menulis surat ini juga dengan hati yang sedih dan terluka.
Kenapa?
Karena saya dan RJB tidak pernah meminta apa pun kepada Bapak apalagi kepada pemerintah. Tugas kami memenangkan Bapak Jokowi karena kami percaya Bapak.
Saya dan RJB tidak pernah mendapatkan apa pun karena kami bekerja dengan hati nurani agar ada pemimpin yang bisa memajukan bangsa ini, yaitu Bapak.
Namun, Pak..... saya dihujat, dihina, difitnah saya sedih pak. Jangankan bantuan, jabatan, atau gaji, saya tidak berharap dan tidak meminta.
Saya hanya berharap jika kebijakan bantuan yang sedang pemerintah jalankan tepat sasaran dan diperhatikan kerja bawahan Bapak.
Data lama digunakan kembali. Orang yang sudah meninggal dunia dapat, pejabat sekelas DPRD dapat, orang bermobil dan rumah mewah dapat.
Salah siapa?
Karena orang bapak di bawah tidak bekerja dengan benar dan tidak cek dan ricek kembali data tersebut.
Kemudian apa yang terjadi?
Rakyat ribut, rakyat marah, rakyat murka.
Mereka boleh hina saya, mereka boleh hujat saya, tetapi tugas saya adalah menjaga Bapak dari orang-orang malas yang cuma ABS alias asal bapak senang. Rakyat tidak salah, karena mereka orang awam yang hanya tahu dari berita dan bahkan satu kalimat saja langsung dipercayai.
Jadi ketua umum sukarelawan Bapak teramat sangat berat. Pemerintah salah, saya yang disalahkan dan dihujat. Pemerintah salah, saya juga yang dihinakan.
Tidak masalah, Pak.
Sudah 2,5 tahun saya bertahan karena saya cinta NKRI, cinta bangsa ini.
Permintaan saya adalah tolong perhatikan bawahan bapak, agar dalam keadaan dan kondisi wabah yang entah sampai kapan terjadi, kami, rakyat tidak ribut dan tidak saling menyalahkan. Semua tepat sasaran dan semua bisa merasakan kebijakan bapak yang saya pikir sudah sangat luar biasa.
Tolong perhatikan juga warga yang tidak dapat mudik, mereka bingung entah mengadu kemana. Pulang kampung tidak bisa, bertahan di ibukota juga tidak bisa.
Data, Pak...
Sekali lagi saya mohon, perhatikan mereka.
Dari anak bangsa,
Silvia D Soembarto, S.H
Ketua Umum
RJB Indonesia
Redaktur & Reporter : Antoni