jpnn.com, JAKARTA - Perum Perhutani berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
Caranya dengan bersinergi berrsama sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui proyek pilot perdagangan karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (VCM BUMN).
BACA JUGA: BUMN Dorong Perhutani Tingkatkan Produksi Gula Nasional
Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menyampaikan pihaknya berkomitmen berkontribusi aktif dalam upaya dekarbonisasi menuju net zero emission 2060.
Dengan melakukan pengelolaan sumber daya hutan secara lestari meliputi proses bisnis perencanaan, pemanfaatan, rehabilitasi dan perlindungan hutan.
BACA JUGA: Wujudkan Net Zero Emission, Grup MIND ID Pakai Pendekatan Ekonomi Sirkular
"Perhutani memiliki potensi sebagai penyerap karbon, karena kemampuan kawasan hutan dalam menyerap emisi lebih besar (sequester) dibandingkan emisi yang dihasilkan” ungkap Wahyu di acara penandatanganan Letter of Intent (LoI) tentang Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (VCM BUMN), Selasa (18/10).
Pahala menyampaikan Kementerian BUMN sangat serius untuk bisa menjadi pioneer dan role model dalam penerapan dekarbonisasi.
BACA JUGA: Hanya 8 Bulan, Nilai Ekspor Anak Usaha Perhutani Mencapai Rp 24,68 Miliar
"Selain itu, perlu adanya inisiatif untuk bisa menurunkan emisi secara end to end," ujarnya.
LoI ini merupakan bentuk keseriusan dalam mencapai Net Zero Emission BUMN 2060 dengan membangun ekosistem rendah emisi di lingkup BUMN melalui skema VCM.
Dalam skema ini semua BUMN berpotensi menjadi seller maupun buyer. BUMN yang telah memenuhi target pengurangan emisi di sektornya dan masih memiliki kelebihan karbon kredit dari inisiatif penurunan emisi yang telah dilakukan bisa menjadi seller.
Sementara itu, BUMN yang masih belum memenuhi target penurunan emisi di sektornya secara mandiri, dapat berpotensi sebagai buyer.
Potensi tersebut, tambah Wahyu, diimplementasikan Perum Perhutani dengan menetapkan inisiatif strategis perusahaan yang telah dimulai tahun ini.
Salah satunya melalui pengembangan proyek Nature Based Solutions (NBS), yaitu solusi yang mengacu pada pengelolaan dan pemanfaatan alam berkelanjutan untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan.
Diharapkan Perhutani mampu bertindak sebagai perusahaan penyerap sediaan karbon dan selanjutnya bisa diperdagangkan melalui skema carbon trading.
Dalam implementasi inisiatif strategis tersebut, Perhutani berkolaborasi dengan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE), melalui kesepakatan dalam bentuk Head of Agreement untuk melaksanakan proyek NBS.
Perhutani dan PPI akan bertindak sebagai seller credit carbon. Menjual credit karbon kepada pihak-pihak yang membutuhkan untuk mencapai target penurunan emisinya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad