Penelitian baru di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pembukaan kembali sekolah tatap muka membuat naiknya angka penularan COVID-19 dan kematian. Namun itu terjadi di lokasi dimana penggunaan masker bukan keharusan.
Di Australia dengan murid-murid sekolah di negara bagian Victoria dan New South Wales kembali lagi belajar di sekolah setelah beberapa bulan mengalami 'lockdown', banyak orang yang mengkhawatirkan resiko anak-anak mereka terkena COVID-19.
BACA JUGA: Sydney Menikmati Kebebasan, Kehidupan Perlahan Kembali Normal
Peran sekolah dalam penularan virus merupakan masalah yang rumit namun bukti-bukti baru sekarang bisa digunakan sebagai petunjuk.
Sekolah memang menyebabkan peningkatan penularan kasus namun ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut sehingga sekolah menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar.
BACA JUGA: Korban KDRT Akan Mendapat Pembayaran dari Pemerintah Australia Hingga 5.000 Dolar
Untuk membuat kita berhasil melewati masa pandemi berikutnya dan melindungi anak-anak, kita perlu melakukan apa yang disebut strategi 'vaksin plus', yaitu tindakan vaksinasi dengan langkah untuk membuat sirkulasi udara di sekolah lebih bagus. Bukti baru mengenai pembukaan kembali sekolah
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan pembukaan sekolah di akhir tahun 2020 memiliki hubungan dengan meningkatnya kasus dan kematian karena COVID-19.
BACA JUGA: Sudah Kalah, Donald Trump Masih Banyak Ulah, Duh
Beberapa sebab peningkatan itu juga berkenaan dengan pelonggaran pembatasan yang terjadi dalam waktu bersamaan, di mana para orang tua yang kembali bekerja yang menyebabkan juga peningkatan kasus.
Namun yang paling prenting, kasus dan kematian yang meningkat terjadi di wilayah dimana murid dan guru tidak harus mengenakan masker di sekolah.
Kita mestinya tidak perlu terkejut dengan penemuan tersebut karena penggunaan masker merupakan salah satu hal yang paling efektif guna mencegah penularan COVID-19.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sekolah yang tidak mengharuskan pemakaian masker di dalam ruangan memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih besar mengalami kasus dibandingkan sekolah dimana murid dan guru mengenakan masker.
Itulah sebabnya Pusat Pengendali Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan penggunaan masker di dalam ruangan bagi seluruh anak-anak yang berusia dua tahun ke atas, dan juga para guru dan siapa saja yang berkunjung ke sekolah tanpa peduli apakah mereka sudah divaksinasi atau belum. Bukti lainnya mendukung penggunaan masker di sekolah
Salah satu hal yang susah untuk melihat adanya penularan COVID di sekolah adalah karena anak-anak pada umumnya menunjukkan gejala ringan dan karenanya penularan tidak bisa dideteksi.
Namun gambaran ini berbeda ketika para peneliti dengan aktif berusaha menemukan kasus di sekolah.
Peneliti di Belgia melakukan penelitian dimana murid-murid sekolah dasar dan guru mereka dites setiap minggu selama 15 minggu.
Mereka menemukan banyak contoh adanya penularan antara anak-anak dan orang dewasa yang kemudian menyebar ke luar sekolah, ke orang tua murid dan juga pasangan dari para guru.
Beberapa aturan sudah diterapkan di sekolah tersebut, namun menggunakan masker tidak diwajibkan. Pencegahan lain juga membantu
Mungkin contoh tidak adanya perlindungan yang memadai di sekolah datang dari Inggris.
Sekolah dibuka kembali bulan September kemarin tanpa keharusan mengenakan masker dan tidak adanya perbaikan sama sekali mengenai ventilasi udara di sekolah.
Dalam masa satu bulan, testing acak yang dilakukan menunjukkan 8 persen murid-murid sekolah menengah, dan 3 persen murid sekolah taman kanak-anak, dan SD mengalami infeksi aktif.
Ini terjadi meski sudah lebih dari 80 persen warga yang berusia 16 tahun ke atas sudah mendapatkan vaksin dua dosis. Karenanya infeksi di kalangan orang dewasa sangat rendah, sekitar 1 persen dari seluruh kelompok umur.
Ini jelas menunjukkan bahwa vaksinasi yang tinggi di kalangan orang dewasa tidaklah cukup untuk melindungi anak-anak karena anak-anak bisa menulari virus ke sesama mereka. Mengapa perlu melindungi anak-anak
Kita perlu mencegah penularan kasus terhadap anak-anak karena sejumlah alasan.
Pertama meski anak-anak mengalami gejala ringan, sebagian kecil kemudian memerlukan perawatan rumah sakit.
Ini mungkin bukan masalah besar namun ada kemungkinan seluruh 3,8 juta anak-anak di Australia bisa terkena COVID, bila mereka tidak mendapat vaksinasi.
Dari itu, sejumlah kecil mungkin harus dirawat di rumah sakit dan ini bisa membuat rumah sakit anak-anak akan kewalahan, seperti yang terjadi di Amerika Serikat.
Anak-anak yang mengidap COVID bisa juga kemudian mengalami apa yang disebut 'long COVID" (gejala COVID yang berkepanjangan).
Masih belum jelas bagaimana hal tersebut terjadi namun kondisi ini banyak terjadi di Inggris, sehingga pemerintah di sana sudah membuat 15 klinik untuk merawat anak-anak yang mengalami long COVID.
Di Israel, klinik untuk anak-anak long COVID memiliki antrean panjang.
Tingginya tingkat penularan di kalangan anak-anak juga mengganggu sistem pembelajaran di sekolah.
Dua minggu setelah dimulainya tahun ajaran musim gugur di Inggris, sekitar 100 ribu anak-anak absen dari sekolah karena positif atau kemungkinan positif mengidap COVID-19.
Dan anak-anak dengan mudah menular virus tersebut ke anak-anak lain atau orang dewasa.
Ini kemudian bisa menyebabkan orang tua dan yang lain di masyarakat menjadi sakit dan bisa mencakup mereka yang sudah divaksin juga.
Meski vaksin sudah sangat bagus untuk mencegah gejala penyakit yang parah, namun vaksin itu tidaklah sempurna dengan infeksi parah masih mungkin terjadi.
Untuk mencegah infeksi parah, kita harus menekan angka penularan di masyarakat serendah mungkin. Bagaimana membuat sekolah lebih aman
Tidaklah sulit untuk membuat sekolah menjadi tempat yang lebih aman.
Yang diperlukan adalah penekanan untuk membuat udara lebih besar, bukan sekadar perlunya murid mencuci tangan.
Ini disebabkan karena COVID-19 berasal dari virus yang terbang di udara seperti asap rokok.
Kelompok penasehat independen berbasis sains di Australia OzSAGE baru-baru ini mengeluarkan petunjuk komprehensif bagaimana mencegah penularan virus di sekolah.
OzSAGE merekomendasikan vaksinasi terhadap murid sekolah, orang tua dan guru sesegera mungkin, meningkatkan ventilasi dan penggunaan penyaring udara untuk membersihkan udara di dalam ruangan, dam memastikan masker digunakan oleh semua staf dan murid.
Tindakan ini diperkirakan akan memberi manfaat besar bahkan sesudah pandemi.
Kualitas udara yang tidak bagus di dalam kelas tidak bagus bagi konsentrasi murid, dan prestasi akademik sudah menunjukkan peningkatan dengan membaiknya ventilasi.
Membersihkan udara di sekolah adalah investasi bagi masa depan anak-anak.
Zoë Hyde adalah epidemiolog di The University of Western Australia di Perth. Tulisan ini sebelumnya dimuat di The Conversation.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Berencana Memperketat Tes Karakter Bagi Warga Migran, Terpidana Kasus Tertentu Akan Dideportasi